Nenek Sebatangkara Hidup Digubuk Reyot Luput Dari Perhatian Pemerintah

PASURUAN, FaktualNews.co – Pasuruan Maslahat yang kerap didengungkan selama ini, ternyata hanya ‘fatamorgana’ . Setidaknya itu dialami seorang nenek bernama Satiyamah (85), warga Dusun Randukerto, Desa Rebalas, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan. Selama ini, nenek sebatangkara ini tak pernah dapat bantuan. Ia luput dari perhatian pemerintah.

Hidup digubuk reyot dengan berdinding anyaman bambu yang sudah usang yang banyak ditemukan lubangnya. Bahkan, atap gubuk yang juga rapuh, ditambah seng yang berkarat, Satiyamah tak pernah mengeluh. Hanya saja dikala musim hujan tiba, nenek yang sudah uzur ini resah karena gubuknya rentan ambruk kuatir roboh diterjang angin.

Sayangnya kerap ditinjau gubuknya oleh aparat desa setempat, namun tak terealisasi akan bantuan. Bahkan kategori Rumah Tak Layak Huni (RTLH) jauh dari jangkauan.”Saya hidup sendiri, khawatir kalau hujan bocor. Apalagi kalau malam menakutkan khawatir roboh, lampu tidak ada,” kata Satiyamah, dengan bahasa Maduranya, Senin (4/11/2019).

Meski hidup sebatangkara, nenek ini tak meminta-minta, ia kerja serabutan, jadi buruh tani, juga mencari kapuk tiap harinya untuk mempertahankan hidup. Tanpa anak dan suami. Gubuk yang ia tempati berukuran 3×6 meter ini, jadi saksi bisu, tak membuatnya putus asa. Ia memasak tiap hariny pakai tungku berbahan kayu hutan, dari hasil kerjanya.

Bahkan tetangga kanan kirinya yang merasa iba terkadang membantunya, namun ia tak pernah menolaknya. Karena tak meminta. Meski kondisinya serba kekurangan tak membuatnya patah semangat.”Sering ada perangkat desa yang datang. Foto gubuk nenek ini. Tapi ya gak pernah ada bantuan sama sekali,” terang Syamsudin, warga sekitar.

Sementara itu, Joko, perangkat desa setempat mengaku telah mengupayakan memasukkan data untuk diberikan bantuan dari dana desa ataupun bantuan lainnya dari pemerintah. “Kami sudah upayakan masukkan ke anggaran dana desa. Tapi belum turun. Silahkan bagi pihak swasta yang akan membantunya kami terbuka saja,” jelas Joko.