PAMEKASAN, FaktualNews.co-Basri, kader HMI Badko Jatim mengirimkan surat terbuka untuk Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Presiden Joko Widodo terkait anjloknya harga garam yang berada di wilayah pulau Madura.
Dalam surat tersebut, Basri menuliskan keluh kesahnya keberadaan garam Madura yang tidak mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
Padahal, garam di pulau Madura merupakan nyawa perekonomian dan sumber ekonomi utama di Madura.
“Saya kecewa yang menurut penilaian saya atas ketidakpedulian pemerintah terkait harga garam yang sampai detik ini belum ada kejelasan,” kata Basri dalam keterangan tertulisnya, Senin, (04/11/2019).
Keberadaan harga garam di Madura terbilang cukup murah. Dalam beberapa tahun terakhir harganya lebih dari satu juta per-ton, hari ini justru malah semakin anjlok seharga 250 ribu per-ton.
Apalagi kualitas garam Madura yang sangat bagus. Ia meminta terhadap PT Garam agar menindaklanjuti segala keluh kesah masyarakat.
“Kami kecewa selaku bagian dari masyarakat madura terhadap pemerintah, sebab kualitas garam madura sangat bagus,” jelasnya.
Sebelumnya, Basri bersama masyarakat Madura berkali kali melakukan aksi demonstrasi terkait anjloknya harga garam dan minimnya serapan.
Namun, ampai detik ini tidak ada bentuk kepedulian dari pihak PT Garam, dan pemerintah untuk mengangkat nasib rakyat (petani garam).
“Berkali-kali demo dan paling besar pada tanggal 24 september 2019 tepatnya hari tani nasional,” bebernya.
Basri berharap, terhadap presiden dan gubernur mengambilkan yang cepat dan menguntungkan masyarakat petani garam. Masyarakat menaikan harga garam dan melakukan penyerapan yang maksimal.
“Presiden Joko Widodo dan ibu gubernur jawa timur untuk segera mengambil sikap, apalagi janji politik gubernur dan wakil gubernur jatim adalah mengawal dua hal yang juga menjadi komitmen memajukan Madura,” tandasnya.