FaktualNews.co

Pemkot Pasuruan Pastikan Pengobatan Korban Ambruknya SD Digratiskan

Advertorial     Dibaca : 592 kali Penulis:
Pemkot Pasuruan Pastikan Pengobatan Korban Ambruknya SD Digratiskan
Faktualnews/Aziz
Sekda Kota Pasuruan, Bahrul Ulum, saat gelar konferensi pers di ruang Unsur Kantor Pemkot Pasuruan, Selasa (5/11/2019) sore.

PASURUAN, FaktualNews.co-Pasca ambruknya atap 4 kelas di SDN Gentong, pada Selasa (5/11/2019) pagi, menimbulkan trauma di kalangan siswa.

Bahkan sebanyak 16 siswa dan guru menjadi korban, 6 diantaranya masih harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dr Soedarsono.

Hal itu dijelaskan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pasuruan, Bahrul Ulum, bahwa keseluruhan korban sudah ditangani tim medis.

“Seluruhnya berjumlah 16 anak yang dibawa ke rumah sakit Medika dan RSUD dr R Soedarsono. Namun dari 8 siswa sudah diperbolehkan pulang,” terang Bahrul, Selasa (5/11/2019).

Dikatakannya, jumlah korban dalam peristiwa yang berujung duka itu tercatat ada mengalami luka ringan dan berat.

Dua diantaranya, meninggal, yakni, seorang siswi dan petugas perpustakaan, yang sebelumnya disebut sebagai guru pengajar (honorer).

“Dari 8 anak sudah mendapatkan perawatan. Dan mereka sudah dipulangkan karena mengalami luka ringan,” jelas dia.

Menurut Sekda, guru GTT bernama Sevina Arsy Wijaya (19), sempat dilarikan ke RS Graha Sehat Medika Kraton. Namun nyawanya tak tertolong.

Selain korban meninggal dunia, kata Bahrul, ada 6 siswa yang masih menjalani rawat inap di RSUD Dr Soedarsono. Dua di antaranya, sudah menjalani operasi karena patah tulang kaki dan tangan.

Sementara itu, 1 siswa lain masih berada di ruang Instalansi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr R Soedarsono.

“Dari semua korban seluruh biaya akan ditanggung pemerintah daerah. Untuk kegiatan belajar mengajar di SD itu, akan diberlakukan sift bisa pagi dan siang. Juga ada gedung berlantai dua. Itu akan dicek kelayakannya,” urainya.

Lebih jauh Bahrul menjelaskan, untuk kedepannya seluruh sekolah baik SD dan SMP akan dicek juga konstruksinya. Hal ini untuk menjaga agar kejadian serupa tak terulang lagi.

“Selain itu, juga ke depannya baik guru yang GTT ataupun PTT akan diikutkan dalam program asuransi BPJS,” ungkap Bahrul.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah