Atap 4 Ruang Kelas SDN Gentong Ambruk, DPRD-Pemkot Pasuruan Sepakat Segera Dibangun Permanen
PASURUAN, FaktualNews.co-Pasca ambruknya atap empat ruangan kelas di SDN Gentong, Kelurahan Gentong, Kota Pasuruan, pihak eksekutif dan legislatif, tancap gas mencari solusi.
Hasilnya, Kamis (7/11/2019) siang, disepakati atap gedung yang ambruk segera dibangun menggunakan anggaran belanja tak terduga tahun 2019.
Kesepakatan penggunaan anggaran itu, setelah DPRD Kota Pasuruan dan Pemkot Pasuruan gelar hearing membahas penanganan ambruknya atap empat ruang kelas SDN Gentong, di gedung DPRD.
“Kita mendukung penuh untuk pembangunan Kota Pasuruan,” kata Ketua DPRD Kota Pasuruan, Ismail, seusai hearing, Kamis (7/11/2019).
Menurut Ismail, penggunaan anggaran tersebut urgen, agar proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah dasar tersebut, secepatnya normal kembali.
“Rencananya, kita akan memakai anggaran belanja tidak terduga, setelah Dewan membahas secara maraton. Hasilnya semua sepakat pakai anggaran itu,” beber dia.
Agar secepatnya terealisasi, DPRD Kota Pasuruan meminta agar Pemkot Pasuruan segera membahas terkait model percepatan pembangunannya.
Pengerjaan bisa melalui melalui swakelola atau penunjukan langsung.”Bagaimana menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat. Kita bersemangat bersama,” jelas Ismail.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pasuruan, Bahrul Ulum, menyatakan kesepakatan itu tentu akan segera dibahasa bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Utamanya terkait pengalokasian belanja tidak terduga.”Kami akan langsung estafet merapatkan hal ini, setelah adanya persetujuan dewan,” jelas dia.
Pihaknya akan mempelajari dan berkonsultasi terkait pengalokasian anggaran belanja tidak terduga ini.
“Terpenting agar ruang kelas yang rusak tersebut, segera dibangun kembali dan kegiatan proses kegiatan belajar mengajar kembali normal seperti sediakala. Kita berharap ada dukungan dari semua pihak,” kata Bahrul.
Anggota DPRD Kota Pasuruan, Junaedi menyarankan agar dalam pengerjaaannya empat ruang kelas tersebut dibongkar total dan diratakan untuk dijadikan taman. Alasannya, agar trauma siswa yang menjadi korban maupun selamat, bisa hilang.
“Kami minta nantinya tak dibangun di ruangan itu,” ungkap anggota dari PKB ini.
Sehingga nantinya, lanjut Junaedi, tidak mempengaruhi psikologis para siswa yang telah mengalami kejadian yang tidak diharapkan itu.
“Sedangkan untuk pengganti ruang kelas yang ambruk bisa dibangun di lahan lainnya. Yang tentunya bisa dicarikan alternatifnya, disamping juga tersedianya lahan atau ruangan lainnya,” pungkas Junaedi.