FaktualNews.co

Ditemukan 998 Pengidap HIV/AIDS di Kudus, Jawa Tengah

Kesehatan     Dibaca : 679 kali Penulis:
Ditemukan 998 Pengidap HIV/AIDS di Kudus, Jawa Tengah
FaktualNews.co/sofyan
Aktivis KPAD Kudus saat berkunjung ke kantor PWI setempat.

KUDUS, FaktualNews.co-Jumlah warga yang terdeteksi sebagai pengidap HIV/AIDS (human immunodeficiency virus dan acquired immune deficiency syndrome) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus meningkat. Mulai 2008 sampai 2018 terdata 998 orang.

Sedangkan pada 2019 sampai Agustus terkumpul data 98 orang. Pengidap penyakit ini berasal dari kelompok usia produktif, 19-45 tahun.

Hal ini diungkapkan KPAD (Komisi Penanggulangan AIDS Daerah) Kudus saat di kantor PWI Kudus, Kamis (7/11/2019).

“Untuk itu kita akan melaksanakan program screening kesehatan pada masyarakat terutama kaum pekerja. Kenapa pekerja, karena lebih mudah terkoodinir melalui perusahaan masing-masing yang berkomitmen menjaga kesehatan karyawannya.

Kalau karyawannya sehat tentu produktifitas meningkat,” kata Noor Hadi, Kepala Sekretariat dan Sekretaris KPA Kudus, didampingi Nuryanto (Dinkes), Wagiman S (Disnaker UMKM) dan Eni Mardiyanti (Manajer Kasus KPA).

Target program screening ini untuk pemeriksaan pada 20 ribu orang sesuai dengan anggaran dari Provinsi Jawa Tengah.

Dinas Kesehatan Kudus mentargetkan bisa menjaring mereka dalam kegiatan pemeriksaan untuk deteksi dini infeksi virus yang merusak sistem kekebalan tubuh itu.

“Dinkes Kudus menyiapkan 17 ribu perangkat tes HIV. Nanti akan ditambah ada perangkat tes tambahan yang tersedia di setiap puskesmas sehingga bisa mendukung pemeriksaan deteksi ini infeksi HIV/AIDS pada 20 ribu warga yang berisiko tertular HIV,” tukas Nuryanto dari Dinkes.

Wagiman S (Disnaker UMKM) menambahkan pihaknya sudah melakukan kerjasama dengan tiga perusahaan besar di Kudus.

Sehingga jumlah 20 ribu mudah pemeriksaannya karena perusahaan tempatnya bekerja berkomitmen menjaga kesehatan pekerjanya.

“Sebenarnya kita ingin banyak perusahaan lainnya. Tapi ini yang besar dulu untuk kemudahan koordinasi pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya, perusahaan yang kecil-kecil akan diserahkan screeningnya melalui puskesmas di kecamatan masing-masing,” tuturnya.

Eni Mardiyanti, Manajer Kasus KPAD dan Koordinator Kelompok Dampingan Sebaya (KDS) mengungkapkan fenomena pengidap HIV/AIDS datanya merupakan gunung es.

Maksudnya, penderita sebenarnya yang belum terungkap jumlahnya lebih besar.

“Misalnya, kalau tahun 2019 ini terdata 98 orang, itu kita biasanya menggunakan datanya lapangan bisa 10 ribu orang yang harus dilakukan pemeriksaan. Jadi, kalau angka 2018 itu 998 orang atau dibulatkan jadi seribu,” ucap Eny Mardiyanti.

Karena itu, sambungnya, program pemeriksaan yang dilaksanakan mulai 12 November – 12 Desember 2019 dengan target 20 ribu orang sebenarnya masih kurang anggaran.

Berdasarkan perhitunganya, untuk penyediaan peralatan dan obat-obatan untuk 20 ribu orang mencapai Rp 1,8 miliar. Namun saat ini pihaknya hanya mendapatkan Rp 1,2 miliar dari provinsi.

“Yang Rp 600 juta kekurangannya itu kita kirim proposal ke perusahaan-perusahaan. Sebab mereka juga mendapatkan manfaat apabila ada kepastian terkait kesehatan karyawannya,” jelas Eni Mardiyanti.

Penulis: Sofyan

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah