FaktualNews.co

Tak Ingin Dinasti Politik, PAN Usung Kader Sendiri di Pilkada Lamongan 2020

Politik     Dibaca : 1656 kali Penulis:
Tak Ingin Dinasti Politik, PAN Usung Kader Sendiri di Pilkada Lamongan 2020
FaktualNews.co/Ahmad Faisol
Amar Saifuddin, anggota Komisi B DPRD Provinsi Jatim.

LAMONGAN, FaktualNews.co – Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Timur menegaskan akan mengusung kader PAN sendiri dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Lamongan di Pilkada 2020 mendatang.

“PAN Lamongan memiliki 7 kursi di DPRD, dan akan mengusung kader sendiri di Pilkada Lamongan 2020 mendatang,” kata Bapilu DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Timur, Amar Saifuddin, Kamis (7/11/2019).

Amar mengaku, semua kader PAN diberi kesempatan untuk maju di Pilkada 2020 mendatang. Tentunya, mereka yang hasil surveinya layak akan diperjuangkan ke DPP PAN untuk mendapatkan rekomendasi.

“Semua kader diberi kesempatakan untuk maju di Pilkada, tergantung pasar politik bisa laku jual atau tidaknya. Dan kemudian kita perjuangkan untuk mendapat rekom dari DPP,” jelas pria yang juga Ketua Tim Pilkada Jawa Timur, DPW PAN Jatim.

Mengusung kader di partai sendiri, lanjut Mas Amar -panggilan Amar Saifuddin, lantaran prihatin dengan dinasti politik yang sedang terjadi saat ini. Dimungkinkan pada pilkada 2020, akan muncul anak bupati sebagai calon, misal Lamongan, Sidoarjo, Pacitan dan Tuban.

“Di Lamongan sendiri, bapak Bupati, anak, menantu dan kerabat di DPRD,” ucap Amar.

Hingga menyebabkan, demokrasi rakyat tidak terwujud, karena lahirnya dinasti politik. “Munculnya anak Bupati pada pilkada akan menimbulkan distorsi atau tekanan dalam demokrasi hingga tidak ada proses transparan.” terang Amar yang sekarang menjabat anggota DPRD Provinsi Jatim.

Tak hanya itu, dinasti politik mengakibatkan tersumbatnya kaderisasi partai politik. Bahkan, dalam ekonomi lokal melahirkan kapitalisme klintilistik sebagai dampak dari kronisme.

“Muncul asas meritokrasi kalah oleh hubungan darah atau keluarga, hingga berpengaruh buruk pada sosial politik dan sosial ekonomi karena terjadi monopoli dari penguasa,” pungkas Mas Amar.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas