MOJOKERTO, FaktualNews.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, mengimbau agar pejabat tak menggunakan salam semua agama dalam acara resmi. Hal itu memantik reaksi beberapa organisasi, salah satunya Forum Umat Beragama (FKUB) Kota Mojokerto.
Dalam surat imbauan terkait salam ini terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim, KH Abdusshomad Buchori. Dalam surat tersebut terdapat poin yang menyerukan kepada para pejabat untuk menggunakan salam sesuai ajaran agama masing-masing. Jika pejabat itu Islam, diimbau cukup menggunakan kalimat ‘Assalaamu’alaikum warroh matullahi wabarokatuh’.
Menurut Ketua FKUB Kota Mojokerto, KH Faqih Usman, dalam menyikapi edaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim tentang larangan mengucapakan selamat semua agama dalam acara resmi. FKUB Kota Mojokerto, memilih tidak masuk dalam hal tersebut.
Karena katanya, Forum Kerukunan Umat Beragama sendiri dibentuk untuk menghargai semua Agama. Terlebih di Kota Mojokerto, yang terdapat enam agama yang berbeda beda. Kalimat salam sendiri, mengandung doa keselamatan bagi setiap manusia.
Menurutnya, tidak menjadi soal ketika umat Islam menyampaikan salam keapda umat agama lainnya.
Oleh sebab itu, Ketua FKUB yang juga pengasuh Ponpes Nurul Huda ini berpendapat para pejabat boleh saja mengucapkan salam semua agama saat berpidato. Dia juga tidak berkeberatan jika para pejabat hanya mengucapkan salam sesuai agama yang dianutnya.
“Mengucapkan salam semua agama bukan penting, tapi boleh. Karena yang datang kan dari berbagai agama. Masa tidak diberi kesenangan,”ungkapnya Rabu (13/11/2019).
Kiai Faqih menjelaskan setiap orang di Indonesia tidak mempunyai hak menyalahkan ajaran agama lain. Sebab, katanya, setiap agama mempunyai keyakinan yang dilindungi oleh negara.
Agar tidak mengubah keyakinan, Kiai Faqih menyarankan pengucapan salam semua agama itu sebatas wujud toleransi antar umat beragama.
Hal yang senada juga di sampaikan Ketua Gusdurian Mojokerto, Imam Maliki. Menurutnya mengucapkan atau menjawab salam dari agama lain akan memberi contoh bagaimana menghormati serta menghargai saudara sesama manusia Indonesia, terlebih pada orang yang beragama lain.
Selama ini, Kota Mojokerto terdapat enam umat beragama yang sudah hidup rukun selama puluhan tahun, yakni Islam, Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, dan Konghucu.
Hal itu dibuktikan dengan beragamnya tempat ibadah yang berdiri di Kota Mojokerto. Tempat ibadah itu terdiri atas 97 masjid, 22 gereja, dua vihara, dan satu kelenteng.
Malik menilai sangat penting para pejabat di Kota Mojokerto, mengucapkan salam semua agama saat berpidato. Selain untuk mendoakan keselamatan buat sesama manusia, salam semua agama menjadi bukti saling menghormati antarumat beragama.
“Segala sesuatu tergantung niatnya. Kalau hanya mengucapkan salam kepada umat agama lain, tidak akan merusak aqidah sebagai umat Islam. Karena sebatas menyapa saudara agama lain,” tandasnya.