Perwakilan dari 34 Provinsi Belajar Penanganaan Stunting di Lamongan
LAMONGAN, FaktualNews.co-Sebanyak 255 peserta Workshop Penganggaran Berbasis Data Capaian Konvergensi Pencegahan dan Penurunan Stunting dari Kemendagri diterima Bupati Lamongan, Fadeli. Mereka merupakan perwakilan dari 34 provinsi.
Kasubdit Kesehatan Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri RI Arifin Effendy Hutagalung mengungkapkan, tujuannya datang ke Kabupaten Lamongan untuk belajar dari kesuksesan Lamongan dalam menangani stunting.
“Kunjungan ini dalam upaya melihat upaya daerah untuk memfasilitasi bagaimana proses penguatan kapasitas dalam upaya penurunan stunting. Tak hanya itu, kami juga ingin mengadaptasi upaya Pemkab Lamongan dalam pencegahan dan penurunan stunting,” ungkap Arifin Effendy Hutagalung, Jumat (15/11/2019)
Perwakilan masing-masing provinsi yang berkunjung ke Lamongan ini meliputi dari Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas PU dan Perumahan Rakyat, Dinas Sosial, serta Dinas Pertanian.
Bupati Fadeli menyambut baik kunjungan peserta workshop Kemendagri itu.
Dia menjelaskan berbagai kebijakan penurunan stunting yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan.
Dikatakan olehnya, pada Tahun 2017 masih terdapat 23 persen stunting, yang kemudian turun menjadi 15,64 persen pada Februari 2018, dan menjadi 10,17 persen pada gustus 2018.
“Data terakhir, sudah turun lagi menjadi 9,57 persen pada Februari 2019,” katanya menjelaskan.
Sementara alokasi anggaran yang digelontorkan untuk penurunan stunting sebesar Rp 6.232.512.100 yang dikelola oleh 15 organisasi perangkat daerah (OPD).
Beberapa di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Fadeli juga menyebutkan bahwa di tahun 2019 terdapat 10 desa prioritas penurunan stunting. Kemudian pada tahun 2020 terdapat 31 desa prioritas pencegahan stunting.
Penambahan jumlah desa prioritas ini menurutnya bagian dari upaya percepatan penurunan angka stunting.
Pemkab Lamongan, sambungnya juga melakukan intervensi spesifik pencegahan stunting dengan pola asuh dan pola makan yang telah dilakukan sejak 2013.
“Kita juga melakukan pendampingan semua balita stunting di Kabupaten Lamongan. Audit stunting juga akan dilakukan untuk mengetahui penyebab stunting semua balita di 27 kecamatan.
Laporan perkembangan balita stunting akan dilaporkan setiap tiga bulan sekali dengan melakukan pengukuran yang dilaporkan pada Dinas Kesehatan,” jelas Fadeli.
Lamongan sendiri telah melakukan berbagai inovasi di bidang kesehatan, yang itu semua berperan dalam percepatan penurunan angka stunting.
Seperti Forum Aku Cinta Anak Lamongan (FACA), Lepaskan Pasung Memanusiakan Pasien Jiwa (Lesung si Panji), Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dan Sistem Informasi Posyandu (SIP) secara online.