Pendidikan

Imbas Kendaraan Melebihi Tonase, Lima Ruangan MI/SMP di Mojokerto Retak-retak

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sebanyak lima ruangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sabillurrosyad, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, mengalami rusak parah.

Kerusakan diduga akibat imbas getaran kendaraan yang melebihi tonase dan adanya pergerakan tanah.

Sekolah yang terletak di jalan raya Kartini, Dusun Gedagan, Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto ini, digunakan belajar oleh MI dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Sabilullrosyad.

Sebanyak ruangan sekolah, terdiri dari tiga ruangan kelas 1, 2, 3, satu ruangan UKS dan perpustakaan, saat ini kondisinya sangat memperihatinkan. Bagaimana tidak, ruangan yang sehari hari digunakan sebagai sarana belajar ratusan siswa-siswi MI dan SMP mengalami keretakan pada bagian dinding. Kondisi ini, membuat was-was dan mengancam keselamatan.

Kerusakan terparah terjadi pada ruangan perpustakaan.Tak hanya mengalami keretakan pada bagian dinding, melainkan lantai ruang ambles sepanjang 7 meter, dengan lebar 1 meter dan kedalaman mencapai 10 sentimeter.

Sedangkan, ruangan lain yang mengalami kerusakan cukup parah, terlihat pada ruangan kelas 2 yang digunakan tempat belajar siswa-siswi MI. Nampak pada bagaian pojok utara mengalami keretakan pada dinding bagian atas pintu.

Dan juga, pada bagian ruangan UKS serta kelas 1 mengalami kerusakan lumayan parah. Selain mengalami keretakan pada dinding, akibat kerusakan ini, pintu Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan ruangan kelas, tak bisa lagi ditutup, imbas pergerakan tanah.

Salah satu guru agama MI Sabilullrosyad, Munif mengaku, kerusakan ruangan sekolah terparah terjadi pada bagaian kelas 2 dan ruang perpustakaan.

” Awalnya, kerusakan hanya terjadi pada ruangan perpustakaan. Seminggu kemarin kerusakan merembet ke ruangan lain. Yakni kelas 1, 2, 3 dan ruangan UKS. Bahkan pintu ruangan kini sudah tak dapat ditutup,” ungkap Munif, sembari menunjukkan kerusakan pada setiap ruangan kelas, Senin (18/11/19).

Dia menjelaskan, setiap ruang kelas yang memiliki luas 7×8 meter persegi, rata-rata mengalami kerusakan pada dinding dan lantai. Terlebih pada ruang perpustakaan, akibat pergerakan tanah sebagian lantai ambles.

Tercatat, ada 87 siswa MI tetap bertahan pada ruang kelas yang kondisinya menghawatirkan dari 205 siswa, yakni kelas 1 sebanyak 19 siswa, kelas 2 ada 35 siswa, dan kelas 3 terdapat 35 siswa.

Sedangkan SMPI hanya terdampak 28 siswa Kelas VII yang juga menggunakan ruang kelas 3 MI, dari total 105 siswa SMPI.

“Ya karena sudah tak ada ruangan lain, jadi terpaksa para siswa tetap menggunakan ruangan ini,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala MI Sabilullrosyad, Suminto mengatakan, kerusakan pada ruangan sekolah yang berdiri sejak 1989 ini, diakibatkan adanya pergerakan tanah dan cuaca ekstrem pada musim kemarau pada tahun ini.

Tak hanya itu, kondisi ini juga diperparah dengan adanya bangunan pabrik yang lokasinya tidak jauh dari sekolah.

“Hampir setiap hari, kendaraan besar yang melebihi tonase melintas di jalan raya Kartini, sehingga berdampak pada bagunan. Kadang, sampai terasa ada getaran di saat kendaraan besar melintas,” paparnya.

Selama ini, kata Suminto, upaya dari pihak sekolah dalam menjamin kenyamanan para siswa akan kondisi sekolah, yakni melakukan pembenahan semaksimal mungkin.

“Malah enam bulan lalu keretakan dinding di perpustakaan sudah ditambal, lantai juga sudah ditambah slup. Tapi tetap saja ambles, lepas slupnya antara lantai sama dinding,” paparnya.

Saat ini, pihak sekolah hanya bisa mengimbau siswa yang terdampak untuk segera keluar kelas jika jam pelajaran usai. “Kalaupun ada sesuatu nantinya,, anak-anak sudah kami ajarkan untuk berlindung di bawah meja,” katanya.

Terkait kondisi sekolah yang mengkhawatirkan ini, pihaknya berharap pemerintah bisa membantu perbaikan melalui EMIS (Pendis Education Management Information System) Dirjen Pendis Kementrian Agama.

“Sebelumnya tiap tahun kami sudah mencoba mengajukan bantuan lewat online EMIS, terkait keperluan sarana sekolah dan perbaikkannya, namun tidak ada tanggapan. Sekolah ini terakhir mendapatkan sentuhan pembagunan pada 8 tahun lalu,” tandasnya.