Jelang Tutup Tahun 2019, Pengerjaan Bendungan Semantok di Nganjuk Baru Capai 10 Persen
NGANJUK, FaktualNews.co – Menjelang tutup tahun 2019, progres pengerjaan pembangunan mega proyek Bendungan Semantok di Desa Sambikerep dan Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, masih mencapai 10 persen.
Pengerjaan mega proyek ini dimulai sejak bulan Desember tahun 2017 lalu, dan ditarget selesai pada Desember 2021.
Hingga bulan November ini, untuk paket satu yang dikerjakan PT Brantas Abipraya, progresnya masih 5,9 persen. Terdiri dari pembangunan spill way dan saluran pengelak atau pengalihan alur sungai.
Sedangkan untuk paket dua yang dikerjakan PT Hutama Karya mencapai 19,9 persen, terdiri dari pembangunan fondasi dan tubuh bendungan.
“Kalau total pengerjaan sampai sekarang sudah mencapai 10 persen. Ini masih kami kebut terus pengerjaannya,” ujar Saroni Soegiarto, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
Menurut Saroni, terdapat beberapa hambatan selama proses pembangunan mega proyek yang dibangun di atas lahan seluas 700 hektar di dua desa ini. Diantaranya, pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lama.
Sebab, lahan pembangunan berada di sebagian besar area Perhutani, serta sebagian pemukiman dan lahan warga. Sehingga, selain persoalan administrasi, juga harus mempersiapkan lahan relokasi untuk warga terdampak pembangunan.
“Pembebasan lahan memang panjang waktunya,” tukasnya.
Pembangunan mega proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 1,8 Triliun. Untuk paket satu anggarannya sebesar Rp 909.722.000.000. Sedangkan untuk paket dua jumlah anggaran sebesar Rp 876. 160. 739.000.
Bendungan semantok, akan memiliki kapasitas tampung sekitar 32 juta meter kubik. Diharapkan mampu mengairi lahan seluas 1.554 hektare, serta menghasilkan listrik sebesar 1,01 Megawatt.
Selain itu, bendungan diproyeksi mengatasi kekeringan dan mereduksi banjir yang biasanya melanda wilayah Rejoso, saat musim hujan.