BLITAR, FaktualNews.co – Pemerintah Kabupaten Blitar menggelar Deklarasi Kembali Sekolah di Aula Garuda Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar pada Selasa (19/11/2019).
Kegiatan itu dilatarbelakangi masih ditemukannya anak-anak putus sekolah memilih bekerja di usia yang masih dini.
Acara deklarasi ini dihadiri Wakil Bupati Blitar Marhaenis Urip Widodo, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Budi Kusumar Joko, kepala sekolah, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada di Kabupaten Blitar.
Menurut wabup, sekolah menjadi hal yang penting dan wajib ditempuh bagi anak-anak. Sebab bangku sekolah anak diajak mempelajari ilmu pengetahuan yang menjadi modal utama dalam masyarakat.
“Kami Kepala Daerah mengapresiasi kegiatan digagas dinas pendidikan dan didukung oleh Kepala Sekolah dan PKBM di Kabupaten Blitar. Kami mendukung penuh kegiatan ini,” kata Wakil Bupati, Marhaenis, usai kegiatan deklarasi.
Agar anak putus sekolah bisa teratasi, wabup meminta peranan sekolah dan pemerintah kecamatan melakukan pemantauan dan pendataan. Dengan begitu pemerintah daerah bisa memberikan bantuan pada anak putus sekolah.
“Dari data anak putus sekolah, kita akan lakukan pendekatan ke orang tua. Ada banyak faktor bisa ekonomi atau kemauan anak sendiri. Maka dari itu peran desa kelurahan dan semua pihak,” ujar Marhaenis.
Lanjut Marhaenis, pengembalian anak kembali ke sekolah ini sangat penting bagi pertumbuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Blitar. Sebab nantinya manusia berSDM tinggi inilah yang akan mengelola baik sumber daya alam Kabupaten Blitar yang kaya.
“Gerakan kembali sekolah sesuai visi misi bupati dan wakil bupati blitar dalam pengembangan SDM. Demi mewujudkan Kabupaten Blitar semakin maju, sejahtera dan berdaya saing,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Budi Kusumarjoko mengatakan angka partisipasi murni di tingkat SD sebamyak 98,5 persen. Partisipasi tingkat SMP sebanyak 86,19 persen dan SMA 69,56 persen.
“Contoh nyata di Kecamatan Garum. Banyak anak SMP putus sekolah memilih bekerja mencari pasir demi membantu ekonomi keluarga. Menurut mereka semalam menambang bisa mendapat Rp 300 ribu. Tapi mindset inilah yang harus kita hilangkan karena jangka kedepan buruk untuk anak-anak kita ini,” jelasnya. (*/kmf)