Pendidikan

Museum Trinil Ngawi, Jadi Salah Satu Rujukan Mahasiswa FKIP Universitas Jember

NGAWI, FaktualNews.co – Musem Trinil, Sabtu (23/11/2019) pagi, sesak dengan pemuda-pemudi berseragam jas biru dongker. Mereka datang ke museum yang terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi ini, menggunakan tiga bus.

Ternyata, mereka adalah rombongan dari mahasiswa FKIP program studi Pendidikan Sejarah Universitas Jember (Unej).

Kedatangan 124 mahasiswa-mahasiswi ini langsung disambut Kepala museum yang berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Ngawi.

Diantara rombongan mahasiswa Unej semester awal ini, tampak pendamping sekaligus pimpinan kunjungan mahasiswa, yakni Prof Dr Bambang Soepeno MPd.

“Kita datang ke museum Trinil, dalam rangka praktik kuliah lapangan atau PKL untuk mata kuliah sejarah Indonesia satu,” kata Bambang Soepeno.

Menurutnya, museum Trinil merupakan salah satu rujukan mahasiswa ini melakukan PKL prodi pendidikan sekarah. Sementara satu tujuan lain, rencananya mengunjungi Museum Sangiran, Solo.

“Tujuan PKL ini ada dua, yaitu museum Trinil dan Sangiran,” sambungnya.

Dikatakannya, dipilihnya museum Trinil dalam PKL salah satu mata kuliah, sebab museum Trinil merupakan awal ditemukannya adanya kehidupan purba oleh Eugene Dubois, seorang pejabat kedokteran tentara kolonial Belanda.

Setidaknya, katanya, mahasiswa akan lebih memperkaya pengetahuan yang ada di museum yang berdiri di tahun 1891. Museum yang kemudian dibangun Eugene Dubois ini, menyimpan ribuan fosil binatang termasuk fosil manusia Pithecanthropus Erectus.

“Sudah seharusnya museum Trinil sebagai lokasi tujuan wisata sejarah bagi mahasiswa yang mempelajari ilmu sejarah, daripada ke candi Borobudur,” pungkasnya.