PROBOLINGGO, FaktualNews.co-Peristiwa ledakan mercon atau petasan di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, 5 hari lalu, tepatnya Selasa (19/11) sekitar pukul 02.15, sulit dilupakan Sumiarsih (37).
Kejadian di pagi buta tersebut terus membayangi hingga memunculkan perasaan takut yang amat sangat (trauma).
Perempuan yang kini menjanda itu, takut kejadian serupa terulang kembali dilain waktu dan hari.
Mengingat, sudah 2 kali dirinya mengalami hal yang sama. Tujuh bulan lalu, rumahnya dilempar benda yang sama, namun tidak mengenai rumahnya.
Petasan yang dilempar dari jalan raya tersebut meledak mengenai rumah keluarga Sumiarsih. Rumah tinggal di sisi barat rumahnya itu, terasnya hancur.
Peristiwa tersebut sudah dilaporkan ke kepolisian setempat, namun menemui jalan buntu. Hingga sekarang kasus belum juga terungkap, tidak jelas siapa pelakunya.
Perasaan trauma belum berakhir, kini peristiwa serupa terjadi lagi.
Meski petasan tidak sempat dilempar ke rumahnya, namun Sumiarsih
berkeyakinan petasan tersebut akan dilempar ke rumahnya.
Apalagi, sipembawa petasan adalah Untung Adi Prastowo (39) yang tak lain mantan suaminya. Pria yang sudah memberinya 2 anak tersbut, masih menjalani perawatan di RSUD dr Mohammad Saleh, akibat mercon yang dibawanya meledak di tangannya.
Ditemui di rumahnya, Minggu (24/11/2019) siang Sumiarsih berterus terang, jiwanya goncang dengan ledakan di trotoar depan rumahnya.
Meski keluarga mantan suaminya sempat mendatangi rumahnya, namun upaya tersebut tak dapat menghilangkan rasa takut dan trauma yang bersemayam di jiwanya.
“Ada bayangan dan ketakutan kejadian seperti ini akan terjadi lagi. Karena sudah 2 kali,” katanya.
Itu sebanya, perempuan yang kini tak lagi dapat berkumpul dengan 2 buah hatinya itu, sehabis shalat terutama malam hari, kian memperbanyak doa.
Dalam doanya, dia meminta kepada Tuhan, agar mantan suaminya tidak melakukan hal yang tidak patut dilakukan.
“Doa dan harapan kami seperti itu. Jangan melakukan hal seperti itu lagi. Boleh benci ke saya. Tapi ingat, meski sudah cerai, saya tetap ibu dari dua anak yang sekarang kumpul dengan dirinya (mantan suami Sumiarsih),” ujarnya.
Selain melalui doa, Sumiarsih akan menempuh jalur hukum, agar mantan suaminya tidak terus-terusan meneror dirinya.
Ia akan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Probolinggo Kota, menindaklanjuti laporan yang pertama.
Seandainya nanti dari keluarga mantan suaminya meminta damai dan diselesaikan secara kekeluargaan, Sumiarsih masih membuka ruang. “Kami maunya damai di depan penegak hukum,” tandasnya.
Karenanya ia berharap, Polresta mengusut tuntas kasus ledakan di depan rumah keluarganya dan di trotoar depan rumah tinggalnya. Ia juga heran, mengapa sampai hari ini, dirinya belum dipanggil dan dimintai keterangan terkait dugaan aksi teror tersebut.
“Kami siap datang dan memenuhi panggilan. Sampai sekarang, kami belum dipanggil. Jika tidak dipanggil-panggil, kami akan melapor. Pengacara yang akan mendampingi saya sudah siap,” tambah perempuan yang enggan diambil gambarnya ini.
Sumiarsih berkeinginan, kasus tersebut segera diselesaikan, demi
keamanan dirinya dan keluarganya, terutama kedua orang tuanya yang
hidup serumah.
Jika kasus tersebut dibiarkan, tidak menutup kemungkinan mantan suaminya akan melakukan tindakan yang sama dikemudian hari. “Menyuruh orang lain kan juga bisa. Yang tinggal di rumah ini banyak, kedua orang tua saya. Saudara saya dan istrinya serta 2 anaknya yang masih kecil. Masih ada yang digendong,” tandasnya.
Mereka, sambah Sumiarsih, termasuk dirinya, jika larut malam tiba selalu was-was. Dampaknya sulit tidur. Padahal lanjut Sumiarsih, mereka harus bangun pagi untuk berangkat kerja.
Apalagi, rumahnya di pinggir jalan yang mempermudah mantan suaminya atau seseorang untuk melakukan tindakan yang merudikan.
“Jika kasus ini tidak diproses secara hukum, kami yakin akan terulang kembali. Karena teror dan ancaman sering masuk ke WA saya. Jadi harus segera diambil tindakan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnbya, seorang pria di Kota Probolinggo nekat meneror rumah mantan istrinya dengan melemparkan petasan ke halaman rumah.
Ironisnya, petasan yang dilempar malah melukai tangannya sendiri hingga hancur dan harus menjalani perawatan di rumah sakit dr Mohammad Saleh, Kota Probolinggo.
Pelaku adalah Untung Adi Prastowo (36), Warga Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih. Sedangkan, rumah yang dilempar petasan dihuni Sumiarsih (37), warga Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan.