Sosial Budaya

Minta Hujan, Warga Desa Bugeman Situbondo Gelar Ritual Ojhung

SITUBONDO, FaktualNews.co -Warga Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo, Jawa Timur menggelar lomba Ojhung atau adu cambuk berbahan rotan.

Itu dilakukan dengan tujuan minta hujan, karena hingga akhir November 2019 hujan belum turun di Kabupaten Situbondo, Selasa (26/11/2019).

Dalam lomba ojhung tersebut, para petarung unjuk kebolehan memainkan senjata rotan untuk mencambuk badan lawan.

Setiap petarung diberi kesempatan tiga kali mencambuk badan lawan secara bergantian.

Saat bersamaan petarung satunya juga harus pintar menangkis cambukan lawan juga dengan rotan. Siapa cambukannya paling banyak mengenai badan lawan, dialah pemenangnya.

Kepala Desa (Kades) Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo Udid Yulianto mengatakan, lomba ojhung menjadi salah satu ritual setiap melaksanakan selamatan desa.

“Selain itu, lokasi pelaksanaan juga sudah ditentukan, yakni di Dusun Belengguen, Desa Bugeman, Kecamatan Kendit,” kata Udid Yulianto.

Menurutnya, ritual ojung itu menjadi kewajiban selamatan desa atas petuah para pembabat desa, pada abad ke 13 silam. Sehingga menjadi tradisi turun menurun. Bahkan, hingga kini, tradisi lomba ojung tersebut masih dipertahankan.

“Di daerah lain ojhung biasa menjadi ritual meminta hujan. Namun, di Desa Bugeman tidak sekadar itu, tapi sudah menjadi kewajiban ritual setiap selamatan desa. Sebab, jika tidak dilaksanakan, desa ini diyakini rawan bencana,” imbuh Udid.

Ritual ojung guna selamatan Desa Bugeman ini, cukup menarik perhatian. Ribuan warga dari berbagai desa di Situbondo datang ke lokasi.

Mereka rela berdesakan untuk menyaksikan setiap petarung yang berlaga dalam lomba ojung tersebut.

Gelar ojhung tersebut tidak hanya diikuti peserta dari Kendit saja, melainkan juga dari sejumlah desa lain di Kabupaten Situbondo.

Selain itu, sebagian peserta berasal dari kabupaten tetangga, seperti , Kabupaten Lumajang, Bondowoso dan Probolinggo.

Camat Kendit, Situbondo Timbul Sujanto mengatakan, ritual ojhung ini perlu dilestarikan.

Karena itu dia mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa (Kades) Bugeman, yang telah melestarikan tradisi ojhung ini hingga tiga generasi.

“Tradisi ojhung kalau tidak dilestarikan dipastikan hilang. Di saat tradisi itu hilang, akan menghadapi tragedi. Sehingga kami berterima kasih kepada Kades Bugeman. Kami juga berharap tradisi ojhung ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Situbondo,” kata Timbul.