PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Tahun 2019 ini, di Kota Probolinggo ada 416 ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Dan jumlah penderita HIV/Aids dari tahun ke tahun terus bertambah. Artinya, ada orang baru yang mengidap penyakit yang diakibatkan virus tersebut.
Karenanya, pencegahan perlu dilakukan. Caranya, sosialisasi tentang pencegaan dan bahaya virus yang menyerang kekebalan tubuh tersebut. Ketegasan itu, disampaikan Menejemen Kasus (MK) KPA (Komisi Penanggulangan Aids) kota setempat, Badrut Tamam, Senin (2/12) siang.
Lelaki yang memiliki nama pendek Badrut itu berterus terang, belum mengetahui jumlah pasti ODHA di wilayahnya. Mengingat, pihaknya belum dapat data resmi dari Dinkes setempat. Meski begitu, dimungkinkan jumlah tersebut mendekati jumlah sesungguhnya.
“Kami belum dapat data dari Dinkes. Kalau KPA kan tugasnya mendampingi ODHA,” tandasnya.
Meski demikian, KPA juga memiliki data jumlah ODHA, namun tidak seakurat data Dinkes. Sebab, Dinkes menerima laporan atau disuplai Puskesmas yang menangani penderita ODHA, sedang KPA datanya didapat dari pendampingan.
“Pasien ODH yang tercatat di Dinkes, belum tentu ada di kami. Data kami, hanya pasien yang kami dampingi,” tandasnya.
Badrut menyebut, penyebaran penderita ODHA merata di lima kecamatan se-Kota Probolinggo. Bahkan di 29 kelurahan, dipastikan ada penderitanya, meski tidak sama.
“Semua kelurahan ada penderita Aids. Kalau kelurahan mana yang paling banyak, saya belum hafal. Data itu terhitung dari Januari hingga Agustus 2019,” tambahnya.
Guna menekan angka penderita Aids, perlu dilakukan sosialisasi. Memberi pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya Aids dan cara pencegahannya. Sehingga masyarakat mengetahui dan tidak menjauhi penderita.
“Selama ini kan masyrakat takut mendekati penderita. Sehingga penderita terkucilkan. Pemahaman seperti itu yang keliru,” jelasnya.
Padahal bergaul dengan penderita, belum tentu tertular. Disebutkan, virus Aids menular melalui hubungan seks dan melalui darah. Misalnya jarum suntik yang digunakan pecandu narkoba, tidak boleh dipakai orang lain.
“Kalau hanya bersentuhan dan bergaul, tidak akan tertular. Yang banyak tertular adalah ibu rumah tangganya yang sering jajan,” imbuhnya.
Terkait hari Aids se-dunia yang jatuh 1 Desember, Badrut berterus terang, tidak menggelar acara apapun. Baik acara pemberian bunga dan pemberian brosur anti-Aids, seperti yang dilakukan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di perempatan brak atau acara sosial yang lain.
“Kami tidak menggelar acara apa-apa. Tidak memiliki dana. Nggak tahu kalau Dinkes,” ujarnya.