Ini Sejumlah Alasan Mengapa Orang Menyembunyikan Depresinya
SURABAYA, FaktualNews.co – Depresi merupakan suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang.
Kondisi depresi adalah reaksi normal sementara terhadap peristiwa-peristiwa hidup seperti kehilangan orang tercinta. Depresi juga dapat merupakan gejala dari sebuah penyakit fisik dan efek samping dari penggunaan obat dan perawatan medis tertentu.
Ada banyak alasan mengapa seseorang menyembunyikan depresi yang dialaminya. Depresi mereka anggap hal pribadi yang tidak patut diketahui oleh orang lain.
Berikut beberapa alasan mengapa seseorang menyembunyikan depresinya dari orang lain, sebagaimana dilansir verywellmind.com:
1. Tidak ingin membebani orang lain
Depresi dan rasa bersalah cenderung berjalan seiring. Akibatnya, banyak orang tidak ingin membebani orang lain dengan perjuangan mereka. Ini mungkin benar terutama bagi orang-orang yang terbiasa merawat orang lain daripada meminta orang lain merawat mereka.
2. Malu
Beberapa orang percaya bahwa depresi adalah cacat karakter atau tanda kelemahan. Mereka mungkin merasa malu mengalami depresi karena mereka pikir mereka harus mampu mengatasinya sendiri.
3. Menyangkal
Menyembunyikan depresi bisa jadi karena ingin menyangkal dugaan seseorang. Orang itu mengira bahwa senyum adalah bukti dia tidak sedang dalam kondisi depresi.
4. Takut terhadap kemungkinan reaksi balik
Seseorang mungkin khawatir tentang konsekuensi pribadi dan profesional dari depresi yang dialaminya. Misalnya, seorang komedian atau pengacara mungkin khawatir bahwa majikan mereka akan meragukan kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka. Atau, seseorang mungkin khawatir bahwa pasangannya akan meninggalkan mereka jika mereka mengungkapkan bahwa mereka mengalami depresi.
5. Tidak ingin terlihat lemah
Seseorang mungkin juga takut terlihat lemah akibat kondisi depresinya. Dengan asumsi itu, mereka khawatir orang lain akan mengambil keuntungan dari mereka. Jadi, mereka tidak boleh mengungkapkan kondisi depresinya.
6. Merasa bersalah
Karena rasa bersalah cenderung menyertai depresi, kadang-kadang orang tidak merasa seolah-olah mereka harus mengalami depresi. Mereka mungkin berpikir mereka memiliki kehidupan yang baik dan tidak boleh merasa buruk.
Media sosial memberikan penggambaran kebahagiaan yang tidak realistis. Banyak orang menelusuri media sosial dan melihat gambar orang-orang bahagia. Akibatnya, mereka menjadi percaya bahwa mereka satu-satunya yang berjuang dengan masalah kesehatan mental. Mereka mungkin merasa lebih terisolasi dari sebelumnya dan itu bisa menyebabkan mereka menyembunyikan perjuangan mereka.
7. Perfeksionis
Perfeksionis, tampil sempurna, sering menguasai diri kita. Dan, bagi banyak orang, itu berarti harus menyamarkan depresi yang dialaminya.