FaktualNews.co

Rusia Dilarang Ikut Olimpiade dan Kejuaraan Dunia Akibat Manipulasi Data Doping

Olahraga     Dibaca : 671 kali Penulis:
Rusia Dilarang Ikut Olimpiade dan Kejuaraan Dunia Akibat Manipulasi Data Doping
Faktualnews.co/Istimewa
Seorang penonton mengibarkan bendera Rusia selama pertandingan hoki es antara Atlet Olimpiade dari Rusia dan Slovenia di Pyeongchang 2018. >(theguardian.com)

BERN, FaktualNews.co – Komite eksekutif WADA (World Anti-Doping Agency) mengambil keputusan keras setelah menyimpulkan bahwa Rusia telah merusak data-data laboratorium, menghapus file terkait dan kemudian memberikan bukti-bukti palsu. Hal itu dilakukan untuk menyembunyikan hasil tes doping positif yang dapat membantu mengidentifikasi kecurangan obat.

DW Indonesia, Senin (9/12/2019), Rusia akan terkena sanksi larangan ikut Olimpiade dan kejuaraan-kejuaran dunia dalam empat tahun mendatang. Keputusan komite WADA diambil dengan suara bulat, kata jurubicara WADA hari Senin (9/12/2019) di Lausanne, Swiss.

Rusia, yang telah mencoba tampil sebagai kekuatan olahraga global, telah terlibat dalam berbagai skandal doping sejak laporan WADA tahun 2015 yang menemukan bukti adanya doping massal di kontingen atletik Rusia.

Rusia sebelumnya sudah terkena sanksi karena doping pada olimpiade musim dingan di Pyeongchang 2018, ketika beberapa atlitnya akhirnya tampil tanpa bendera negaranya.

Sanksi yang diumumkan hari Senin itu telah direkomendasikan oleh komite peninjau kepatuhan WADA dalam menanggapi data-data laboratorium yang diberikan Rusia kepada badan anti doping itu awal tahun ini.

Sebelumnya, badan anti doping Rusia RUSADA pernah terkena skors tahun 2015 karena dituduh berusaha menutup-nutupi hasil tes doping positif dan memanipulasi data-data. Status RUSADA kemudian dipulihkan kembali tahun lalu, dengan syarat harus menyerahkan salinan asli dari data-data laboratoriumnya.

Menteri Olahraga Rusia Pavel Kolobkov bulan lalu menanggapi tuduhan manipulasi data dan mengatakan, perbedaan dalam data laboratorium terkait dengan masalah teknis.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh
Sumber
DW Indonesia