Budidaya Jamur Tiram Putih, Begini Caranya
SURABAYA, FaktualNews.co – Jamur kini menjadi bahan makanan yang banyak dicari. Budidaya jamur pun dikembangkan masyarakat untuk memenuhi permintaan pasar. Apalagi jamur memang merupakan makanan yang menyehatkan.
Berdasarkan manfaatnya, jamur dibagi menjadi tiga kelompok. Terdapat jamur yang bisa dikonsumsi, jamur yang digunakan obat, dan jamur yang beracun. Jamur yang bisa dikonsumsi ini memiliki nilai gizi yang tinggi dan disebut dengan jamur edible atau layak makan.
Jamur mengandung rendah kalori dan hampir tidak memiliki lemak. Vitamin D dan B12 juga bisa kamu temukan di dalam jamur, loh. Oleh karena itu, jamur sangat cocok untuk dikonsumsi.
Salah satu jamur yang bisa dikonsumsi adalah jamur tiram. Jamur tiram identik dengan bentuknya yang putih, lebar, tumbuh bergerombol seperti payung, dan bentuknya yang menyerupai cangkang tiram.
Jamur tiram sangat mudah ditemukan apalagi di Indonesia. Oleh karena itu, tak jarang masyarakat membudidayakan jamur tiram ini karena banyak sekali peminatnya.
Nah, buat kamu yang mulai tertarik untuk membudidaykan jamur tiram. Inilah rangkuman cara budidaya jamur tiram.
Cara budidaya jamur tiram untuk pemula
Ada banyak jenis jamur tiram, mulai dari jamur tiram abu-abu, tiram putih, cokelat, dan juga emas. Di setiap jenis jamur tiram ini, tentunya memiliki keunikannya masing-masing.
Namun salah satu jamur tiram yang banyak digandrungi oleh masyarakat adalah jamur tiram putih. Kebutuhan akan jamur tiram ini selalu tinggi karena disukai oleh hampir semua kalangan. Bahkan kreasi makanan dari jamur tiram putih ini banyak sekali.
Karena kebutuhannya yang semakin meningkat, tak jarang orang berkeinginan untuk membudidayakan jamur tiram putih ini. Buat para pemula yang igin memulai budidaya jamur tiram, biasanya memulai budidaya dengan menumbuhkan baglog menjadi daging buah. Berikut cara budidaya jamur tiram untuk pemula:
Siapkan Kumbung
Kumbung atau rumah jamur merupakan tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan atau ruangan yang diisi dengan rak-rak untuk meletakkan baglog. Ruangan ini harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban.
Kumbung biasanya terbuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari papan. Atapnya kamu bisa menggunakan genteng. Dianjurkan untuk tidak menggunakan atap asbes atau seng, karena akan mendatangkan panas.
Sedangkan pada bagian lantainya tetap menggunakan tanah, agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap.
Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Posisi rak diletakkan berjajar dan antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.
Ukuran kumbung yang dianjurkan sebaiknya tidak kurang dari 40 cm. Rak bisa dibuat hanya 2 – 3 tingkat saja. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini mampu menyimpan 70 – 80 baglog. Banyaknya rak sendiri disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.
Sebelum mamasukkan baglog ke dalam kumbung, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
Pertama, kamu perlu membersihkan kumbung dan rak-rak dari kotoran.
Kedua, lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Perlu diamkan selama 2 hari sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.
Terakhir, saat bau sudah hilang kamu bisa masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Di mana seluruh permukaannya sudah tertutupi dengan serabut putih.
Menyiapkan Baglog
Baglog adalah media tanam untuk meletakkan bibit jamur tiram. Karena jamur tiram merupakan jamur kayu, sehingga bahan utama dari baglog adalah serbuk gergaji.
Baglog dibungkus plastik berbentuk silender, yang dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Di lubang inilah jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.
Pada budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi pemula, biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus hanya menjalankan usaha budidaya saja tanpa harus membuat baglog sendiri.
Cara Merawat Baglog
Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yaitu dengan diletakkan secara vertikal dan horizontal. Meletakkan secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas sedangkan cara horizontal lubang baglog menghadap ke samping.
Kedua cara budidaya jamur tiram ini memiliki kelebihannya masing-masing. Kalau disusun secara horizontal menjadi lebih aman dari siraman air. Karena jika penyiraman berlebih, air tidak akan masuk ke dalam baglog.
Selain itu, untuk melakukan panen lebih mudah. Hanya saja, penyusunan dengan cara horizontal ini lebih banyak memakan ruang.
Berikut cara budidaya jamur tiram dan perawatannya:
– Sebelum menyusun baglog, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah, lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban.
– Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang tumbuh lebih lebar. Biarkan selama 3 hari, dan jangan didiram. Cukup siram pada bagian lantai saja.
– Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan, maka akan semakin baik. Kamu bisa menyiramnya 2 – 3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Kamu tetap perlu menjaga suhu pada kisaran 16 – 24 derajat selsius.
Memanen Jamur Tiram
Petani saat menimbang jamur tiram di kawasan Pulo Kambing, Jakarta, Rabu (26/12). Musim penghujan membuat produksi jamur tiram meningkat dari bulan biasa. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Kalau baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam waktu 1 – 2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5 – 8 kali, bila perawatannya baik.
Baglog dengan bobot sekitar 1 kilogram akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7 – 0,8 kilogram. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos. Panen ini dilakukan pada jamur yang telah mekar dan membesar. Tepatnya bila ujung-ujungnua telah terlihat meruncing. Namun tudungnya belum pecah, warnanya masih putih bersih.
Bila masa panen lewat setengah hari saja, maka warna bisa menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya akan pecah. Kalau sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama. Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar dua hingga tiga minggu lagi.