Peristiwa

MotoGP 2020, Yamaha Kembalikan Kejayaan Rossi

MADRID, FaktualNews.co –  Pada musim 2018 yang lalu, Yamaha hanya berhasil menang satu kali di MotoGP Australia lewat pembalap Spanyol, Maverick Vinales.

Vinales kembali menang pada 2019, tapi hanya dua kali, yakni di MotoGP Belanda dan Malaysia.

Selebihnya tak ada lagi kemenangan untuk Yamaha, dan dalam dua tahun terakhir ini hanya Vinales seorang yang sanggup melakukannya.

Rekan setimnya, Valentino Rossi terakhir kali menang pada musim 2017 yang lalu di Assen.

Sejak saat itu Rossi sudah tak bisa lagi menang balap, bahkan sepanjang 2019 ini ia hanya sanggup dua kali naik podium.

Meski demikian, selangkah demi selangkah Yamaha mulai mendekati para rivalnya, M1 dari waktu ke watu mulai sedikit membaik.

Yamaha kini sudah punya mesin yang lebih baik, elektronik yang lebih baik dan lebih sedikit bermain-main dengan sasis, terutama agar Vinales dapat lebih fokus pada balap saja.

Kedatangan rookie luar biasa Fabio Quartararo juga sangat membantu Vinales dan Rossi.

Juga ada satu perubahan besar lainnya di Yamaha pada tahun 2019. Pada bulan Januari lalu mereka mendapat pemimpin grup MotoGP baru. Latar belakang Takahiro Sumi adalah desain sasis, jadi dia tahu manfaat dari menjaga agar sasis tetap konstan.

Dia bergabung dengan proyek MotoGP Yamaha pada akhir 2003, tepat sebelum Rossi. Dia kemudian bekerja pada desain motor produksi sebelum kembali ke MotoGP pada 2010.

Yamaha mengalami masa-masa sulit dalam beberapa tahun terakhir, apakah itu karena teknisi mereka terlalu sering melihat data dan tidak fokus mendengarkan masukkan dari pembalap?

“Pendirian dasar kami adalah bahwa mendengarkan pendapat pembalap adalah masukan kami yang paling penting.

Ini sebelum dan juga sekarang. Tapi kami mencoba dari semua sisi untuk menunjukkan masalahnya,” kata Sumi dalam wawancara dengan Motorsport Magazine.

Rossi sepanjang tahun seringkali mengeluh soal ban belakang Yamaha, apa dan bagaimana Yamaha menghadapi Rossi dan bagaimana cara membuat Rossi kembali kompetitif lagi?

“Mengenai jangka pakai ban Rossi, kami ingin lebih memahami.

Tentu saja ukuran fisiknya dapat membuat perbedaan, tapi kami tidak yakin tentang hal ini.

Juga, kita sekarang berpikir tentang gaya balap. Dia lebih stabil di tikungan, di mana pembalap muda lainnya tidak begitu lancar,” terangnya.

Sebagaimana masalah Rossi, Michelin bagian belakang seringkali bermasalah dengan M1, apa langkah Yamaha untuk memperbaiki itu?

“Setelah melewati masa-masa sulit di tahun 2016, kami mencoba lebih memahami ban.

Dengan ban Bridgestone (dulu), begitu kami menemukan jendela, kami dapat mengendalikan situasi.

Dengan ban Michelin jendelanya lebih sempit. Juga, Michelin mencoba memperbaiki ban, sehingga jendelanya terus bergerak. Ini adalah salah satu faktor yang lebih penting.

Sekarang kita mulai menganalisis kinerja ban dan masukan dari setiap sesi dengan lebih baik.

Di lintasan dan juga di luar lintasan (di markas Jepang), untuk pengembangan mendasar, kami memiliki staf yang bekerja untuk memahami ban,” demikian Sumi.