PASURUAN, FaktualNews.co – Panen raya garam yang dialami petambak di Kabupaten Pasuruan, tak membuat mereka menikmati keuntungan maksimal. Menumpuknya hasil tambak garam, yang sudah terjadi dalam 2-3 bulan terakhir ini, menimbulkan harga garam pun sampai anjlok.
Hanifah (55), petambak garam asal Desa Gerongan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, mengeluhkan harga garam yang anjlok. Yaitu, hingga Rp 250 per kilogram. Harga jual garam yang anjlok, membuat banyak petambak enggan menjual garamnya.
“Harganya turun dan jualnya juga susah,” kata ibu rumah tangga ini, Selasa (10/12/2019).
Hanifah terpaksa menjual garam dengan cara di ecer ke toko-toko, agar harganya bisa lebih bersaing dibanding dijual ke distributor. Yang diakuinya harganya bisa terjun bebas kalau dijual ke pihak distributor.
“Ya gimana lagi, dari pada gak lagu, mending saya jual sendiri ke toko-toko terdekat. Yang penting laku. Harganya masih stabil,” ungkapnya.
Ia terpaksa menjual garam ke toko-toko secara ecer, lantaran sebentar lagi memasuki musim hujan, yang dipastikan harga garamnya makin terjun dan tak terkendali seiring dengan banyaknya garam di pasaran.
Ia dan para petambak lainnya takut, garam yang ditumpuk akan rusak selama musim hujan. Dan pada akhirnya, merugikan petambak sendiri.
Ia menginkan agar ada campur tangan pemerintah setempat untuk atasi harga garam yang tiap panen, harganya tak stabil, bahkan cenderung turun. Petambak inginkan agar ada gudang garam, sehingga bisa simpan garam mereka.
“Kalau ada gudang garam, maka bisa menyimpan garam kami, dan kami jual saat musim hujan,” urainya.