MOJOKERTO, FaktualNews.co-Pagi itu, sekelompok pemuda pecinta lingkungan, berseragam baju merah bergaris hitam di lengan, seperti seorang yang dikejar oleh jam kerja.
Di sekitar rumah mereka, nampak aliran sungai irigasi yang mengarah langsung pada Sungai Brantas. Pada 2015 sungai ini sempat banjir karena ada pendangkalan. Pada akhirnya, awal 2019 sungai irigasi di normalisasi.
Hampir setiap hari, sejak enam bulan terakhir ini, mereka rutin membersihkan sampah yang terseret aliran sungai irigasi yang di kelola Dinas Pengairan.
Mereka dengan sukarela memanfaatkan debit air sungai irigasi yang dulunya kotor, dengan membudidayakan ikan.
“Sejak enam bulan terakhir kita dari kelompok pemuda pecinta lingkungan melakukan budidaya ikan di sini. Mulai ikan nila, mujair sampai ikan tombro,” kata Irsyad, salah satu pemuda pecinta lingkungan itu.
Sejak sungai itu digunakan budidaya ikan, pengguna jalan maupun masyarakat sekitar enggan membuang sampah di sungai ini. Mereka sadar jika membuang sampah di sungai sejernih ini, bakal ketahuan.
Irsyad dengan 11 pemuda lainya tahu, jika sungai bersih maka lingkuganku akan sehat, terlebih menjadi edukasi bagi anak-anak untuk mengerti artiya menjaga lingkungan.
Begitulah gagasan pemuda di Dusun Lengkong, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Mereka berharap air jernih, lingkungan bersih.
Budi daya ilam dimulai dengan memasang pembatas berupa jaring agar sampah tidak masuk saat air mengalir dan ikan tak hanyut terbawa arus.
Sungai irigasi selebar kurang lebih 4 sampai 5 meter, panjang 50 meter pun disulap menjadi sungai yang ramah lingkungan. Terlebih, bisa menyegarkan mata bagi lingkungan sekitar dan pengendara yang melintas.
Muhammad Irsyad pemuda berusia (19) bersama 11 penggagas lainya hanya berharap masyarakat tidak membuang sembarangan. Apalagi di saat musim hujan yang akan datang.
“Sekarang kondisinya sudah berubah,” tuturnya. Sejak enam bulan berjalan, hasil dari budidaya ikan di sungai irigasi akan dikembalikan lagi untuk membeli bibit ikan dan perawatannya.
“Awalnya kita memulai dari RT 1, sekarang RT lain alhamdulillah mengikuti langkah kita,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan Edi Zulkanto (67) pendamping pemuda pencinta lingkungan di RT 1 Dusun Lengkong, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto.
Sebelum seperti ini, kondisi sungai irigasi hanya digunakan mengairi sawah sangat kotor, banyak timbunan sampah. Mulai dari popok hingga sampah rumah tangga.
“Dulu, pemuda di lingkungan RT 1 ini sebenarnya sudah memiliki keramba untuk membudidaya ikan, namun tetap saja ada masyarakat dari luar membuang sampah di sungai,” tuturnya.
Berangkat dari situ, Edi memilih ikut turun tangan memberi dukungan kepada 12 pemuda yang terdiri dari kalangan pelajar hingga yang sudah berumah tangga.
Agar masyarakat maupun pengguna jalan tidak membuang sampah kembali, Edi memberikan solusi dengan memberikan sekat berupa jaring yang di pasang di tengah aliran sungai.
Kini, kondisi sungai irigasi tengah terlihat jernih bahkan hampir setiap sore ramai dikunjungi anak anak dan masyarakat yang ingin memberi makan ikan.
“Ini juga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. Contohnya saya sendiri berjualan pakan ikan, ini di tujukan bagi masyarakat ataupun anak anak yang ingin memberikan makan ikan ikan yang berada di sepanjang sungai,” tandasnya.