MOJOKERTO, FaktualNews.co – Air adalah sumber kehidupan. Tidak ada mahluk hidup dapat bertahan hidup tanpa air. Karena itu, bagaimana menjaga ketersediaan dan kelestarian air sebagai sumber kehidupan, menjadi tanggugjawab bersama.
Karena itulah berbagai cara dilakukan untuk menjaga kelestarian air, seperi yang dilakukan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Kabupaten Mojokerto bersama berbagai elemen masyarakat. Caranya dengan menanam 2000 ribu bibit pohon.
Bertempat di sekitar sumber mata air Desa Dilem, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, kegiatan dengan tema Kita Jaga Alam Kita, Alam Jaga Kita berlangsung Minggu (15/12/19) kemarin.
Dalam kegiatan ini diikuti sebanyak 400 personil yang dari berbagai elemen masyarakat dan berbagai organisasi kemanusiaan. Seperti Tagana, CBB/KPP, NU Backpaker, Pemdes Dilem, Kartar Tunas Harapan Desa Dilem, serta LMDH Desa Dilem.
Ketua Panitia NU tanam Pohon, Kabupaten Mojokerto, Achmad Yani mengatakn, elemen masyarakat, terlebih para pemuda dan organisasi kemanusiaan serta pecinta lingkungan ini.
“Sengaja kami ajak untuk bersama mempersiapkan kegiatan tanam pohon atas nama NU. Hal ini ditujukan untuk memberikan edukasi sekaligus pelajaran bagi para pemuda,” ungkap Achmad Yani, Senin (16/12/19)
Dalam kegiatan tanam pohon ini, sengaja ditempatkan di area sumber mata air Desa Dilem, Kecamatan Mojokerto. Terlebih sumber mata air yang berlokasi di perbukitan tersebut, merupakan satu satunya sumber mata air yang mengaliri rumah warga di dua desa.
Kepala Desa Dilemm Zainul Arifin, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian NU dan menempatkan kegiatan tanam pohon ini di desanya.
Diharapkan, dengan kegiatan ini bisa memunculkan manfaat pada terlindungnya mata air desa Dilem dari ancaman longsor dan banjir bandang. Sebab lokasi mata air yang ada di dasar lembah dua bukit yang curam sangat menghawatirkan.
Sementara itu, Ketua LPBI NU Kabupaten Mojokerto Saiful Anam mengatakan, akan terus berupaya secara bersama, bersinergi dengan siapapun untuk melakukan upaya penanggulangan bencana. Utamanya saat tidak ada bencana.
Dikatakan, kegiatan semacam ini sangat penting digalakkan, terlebih saat musim hujan tiba. Ancaman longsor hingga banjir bandang sewaktu waktu bisa terjadi.
Menurut Anam, sepanjang musim kemarau 2019 sudah puluhan hektar lahan maupun hutan yang terbakar di Kabupaten Mojokerto. Hal ini jelas bisa menyebabkan adanya potensi bencana longsor hingga banjir bandang.
“Secara organisasi isu lingkungan dan perubahan iklim memang sudah menjadi hal penting dan masuk dalam perhatian NU. Maka dari itu, kita berharap tak hanya warga NU maupun organisasi di bawah naungan NU melainkan masyarakat juga bisa ikut serta dalam menjaga alam,” terangnya.