JOMBANG, FaktualNews.co – Peralihan musim mampu mendatangkan hujan es di Kabupaten Jombang. Beberapa wilayah seperti Ngoro, Mojowarno, Wonosalam, terdata mengalami fenomena ini. Pernyataan ini disampaikan langsung Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jombang, Gunadi.
“Bulan November sampai awal tahun nanti akan terjadi fenomena hujan es ini, karena peralihan musim,” terangnya kepada KabarJombang.com, jum’at (20/12/2019). Yang terbaru, hujan es mengguyur beberapa daerah di Jombang, Ngoro, Mojowarno, Wonosalam dan beberapa lainnya.
Didaerah Gongseng Megaluh, hujan es terjadi pada kamis sore (19/12/2019) dan berlangsung hampir 2 jam. Hujan es menurut Gunadi bisa berbahaya jika di barengi dengan tiupan angin kencang.
Lebih lanjut, ia mengutip data Analisa dari BMKG Stasiun Metreologi Kelas 1Juanda Surabaya, hujan es ini terjadi karena pola angin mempengaruhi cuaca, dikarenakan adanya Konvergensi/pertemuan angin di wilayah perairan Selat Madura Jawa Timur.
Hal ini menyebabkan adanya perlambatan angin yang membawa massa udara basah dari Asia dan massa udara kering dari Australia yang menyebabkan penumpukan uap air, berpotensi terbentuk awan-awan penghujan.
“Hujan es disertai angin kencang yang berdampak pada kerusakan rumah warga,” ujar dia menambahkan.
Melanjutkan, konvergensi/pertemuan angin di perairan Selat Madura Jatim tadi, menumbuhkan awan Cumulonimbus (CB).
Awan CB yang terbentuk dan besar ini memiliki tinggi dasar yang rendah 1,5 km dari permukaan tanah. Hal inilah yang menyebabkan butiran hujan yang turun masih berupa kristal es. Selain itu juga, hembusan angin ditimbulkan kecepatannya mencapai 40 km/jam.
Oleh karena itu, ia pun berharap agar warga tetap waspada dan tetap di jalur aman bencana. Seperti menghindari pohon besar, baliho, maupun atap rumah yang hampir roboh. “Tetap berjaga, dan jangan berada di lokasi yang sekiranya bisa roboh akibat angin dan hujan,” pesannya memungkasi.