FaktualNews.co

Usai Nebar Jaring, Nelayan di Situbondo Tewas di Perahu Motornya

Peristiwa     Dibaca : 781 kali Penulis:
Usai Nebar Jaring, Nelayan di Situbondo Tewas di Perahu Motornya
FaktualNews.co/Fatur Bari
Proses pemakaman nelayan yang tewas di atas perahu motornya.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Seorang nelayan bernama Abdurrahman (55), warga Dusun Nyamplong, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, ditemukan tewas di atas perahu motornya, usai menebar jaring ikan, Minggu (22/12/2019).

Diperoleh keterangan, sebelum korban ditemukan tewas di perahu motornya, korban bersama adiknya bernama Muhammad Saleh (20), berangkat mencari ikan di perairan setempat, menggunakan perahu motor bernama Dahlia.

Namun, begitu sampai di tempat tujuan dengan jarak sekitar 2,5 mil dari bibir pantai, korban Abdurrahman langsung mematikan mesin perahu motornya, bermaksud untuk menebar jaring di lokasi kejadian.

Namun, usai menebar jaring, korban mengaku kepalanya terasa pusing dan langsung pingsan. Mengetahui kakaknya pingsan di atas perahu motornya, Saleh langsung menghubungi keluarganya dan memberitahukan kondisi kakaknya.

Karena Saleh mempunyai keterbatasan fisik, dia tidak bisa menghidupkan mesin perahu motornya. Akibatnya, perahu motor Dahlia yang ditumpangi Saleh dan kakaknya terombang-ambing di tengah laut.

Mengetahui ada perahu motor milik nelayan terombang-ambing, para nelayan asal Desa/ Kecamatan Jangkar, Situbondo yang melintas di lokasi kejadian, langsung menariknya ke bibir pantai.

Selanjutnya, mayat nelayan tersebut dibawa ke Puskesmas Jangkar. Usai dilakukan diotopsi, petugas Polsek Jangkar langsung menyerahkan mayat nelayan tersebut kepada keluarganya untuk dimakamkan.

“Saya kaget, usai menebar jaring kakak saya langsung pingsan, setelah sebelumnya sempat mengaku kepalanya pusing,”ujar Muhammad Saleh, Minggu (22/12/2019).

Kasubag Humas Polres Situbondo Iptu Ali Nuri mengatakan, berdasarkan keterangan salah seorang anggota keluarganya, korban mempunyai riwayat penyakit darah tinggi. Apalagi, pada saat melaut, keduanya mengaku kehujanan selama perjalanan. Diduga kuat, korban meninggal karena kecapekan.

“Karena berdasarkan pemeriksaan tim medis Puskesmas Jangkar, di sekujur tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Sehingga kami langsung menyerahkan jasad korban kepada keluarganya untuk di makamkan,” kata Iptu Ali Nuri.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas