Keluarga Pesilat yang Tewas Saat Latihan Tak Menuntut, Ini Respons Polisi
JOMBANG, FaktualNews.co-Suasana duka masih menyelimuti rumah orangtua RSS (16), pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang tewas usai ditendang pelatihnya saat latihan, di Desa Kedungjati Kecamatan Kabuh, Jombangm senin (30/12/2019).
Hingga saat ini kasus ini masih dalam penanganan pihak Kepolisian. Namun demikian kedua orangtua RSS, pasangan suami-istri (pasutri) Santoso dan Linda mengaku pasrah dengan peristiwa yang telah merenggut nyawa anaknya ini.
Pasutri ini bahkan lebih memilih menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan dan jika memungkinkan tak meneruskan kasus ini ke jalur hukum.
“Kami sudah ikhlas, karena ini musibah dan takdir, kami selesaikan secara kekeluargaan saja,” terang Santoso, ayah korban, Senin (30/12/2019).
Kapolres Jombang, AKBP Boby P Tambunan sendiri mengaku sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai keikhlasan keluarga korban ini.
Namum demikian, Polisi juga akan tetap melihat dampak baik buruknya terhadap kasus tersebut.
“Kami belum menerima informasi soal ini, apakah pihak keluarga tidak menuntut atau akan mencabut atau bagaimana, tentunya akan kami lihat prosesnya seperti apa, baik buruknya terhadap kasus ini,” ungkap Boby.
Seperti diberikatakan, peristiwa nahas itu terjadi pada Kamis (26/12/2019) malam lalu. RSS bersama enam temannya mengikuti latihan silat PSHT di desanya.
Saat itu, korban dan teman-temanya dilatih oleh MA (16) salah satu siswa SMK yang juga warga setempat dan seorang lagi berinisial Y.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, saat itu pelatih (MA) tengah memberikan latihan dengan cara menendang semua juniornya termasuk RSS. Tendangan tersebut tepat mengarah ke ulu hati.
Setelah memberikan tendangan kepada semuanya, kemudian dilanjutkan ke latihan otot perut.
Usia mendapat tendangan tersebut, korban merasa pusing dan sesak napas. Melihat kondisi korban sakit, teman-temannya membawa ke Puskesmas.
Namun, sesampainya di Pukesmas kabuh korban sudah dinyatakan meninggal dunia.