Internasional

Ratusan Ribu Pengungsi Suriah Bertahan Hidup di Musim Dingin Ekstrem

IDLIB, FaktualNews.co – Sekitar 20 ribu warga Suriah lainnya mengungsi dari Zona De-eskalasi Idlib selama 48 jam terakhir meski pasukan Rusia, rezim Bashar al-Assad, dan militan dukungan Iran telah mengurangi serangan mereka ke wilayah tersebut. Demikian dilansir Anadolu Agency, Selasa (31/12/2019).

Bersama gelombang pengungsi baru ini, total sedikitnya 284 ribu warga sipil yang menyelamatkan diri dari pemboman di Idlib berbondong-bondong menempati daerah-daerah dekat perbatasan Turki sejak awal November kemarin.

Meski Rusia, rezim Assad dan kelompok dukungan Iran mengurangi serangan mereka sejak pekan lalu, namun karena takut akan terjadi lagi serangan bertubi-tubi gelombang pengungsi Suriah yang menyelamatkan diri ke dekat perbatasan Turki masih terus berlanjut.

Mohammad Hallaj, direktur Kelompok Koordinasi Tanggap Suriah, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa sekitar 20.000 warga sipil mengungsi dalam 48 jam terakhir.

Menurut Hallaj, warga sipil yang mengungsi hidup terpaksa dalam kondisi yang buruk karena musim dingin saat ini terasa amat berat bagi mereka.

Para pengungsi yang banyak terdiri dari wanita dan anak-anak memerlukan kebutuhan yang mendesak seperti tempat tinggal, selimut, dan tempat tidur. Bahkan ada beberapa ribu orang yang masih mencari tempat yang layak untuk berlindung seperti tempat penampungan tenda.

Ribuan warga sipil merasa kesulitan untuk mencari perlindungan di Idlib karena kamp-kamp yang ada sudah penuh, tidak ada tenda dan tempat penampungan baru, dan bantuan dari luar pun berkurang.

Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi dilarang keras.

Sejak itu, lebih dari 1.300 warga sipil tewas dalam serangan rezim dan pasukan Rusia di zona de-eskalasi. Lebih dari satu juta warga Suriah bergerak di dekat perbatasan Turki karena serangan tanpa henti selama setahun terakhir.

Juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan Turki berharap agar serangan-serangan ini dapat berakhir sesegera mungkin melalui kesepakatan gencatan senjata baru.

Idlib adalah rumah bagi sekitar tiga juta warga sipil. Sebanyak 75 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Sejak meletusnya perang saudara di Suriah pada 2011, Turki telah menampung sekitar 3,7 juta warga Suriah.