FaktualNews.co

Anaknya Baru Lahir, Pasutri Penghuni Pasar di Kota Probolinggo Tolak Hengkang

Peristiwa     Dibaca : 916 kali Penulis:
Anaknya Baru Lahir, Pasutri Penghuni Pasar di Kota Probolinggo Tolak Hengkang
FaktualNews.co/Mojo
Kepala Pasar Gotong Royong, Arifbillah (baju batik) menemui keluarga Sanem yang menghuni pasar.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Rencana pemulangan penghuni Pasar Gotong Royong Kota Probolinggo yang semestinya, Kamis (9/1/2019) sekitar pukul 15.00 WIB, batal. Alasannya, mereka akan dijemput keluarganya yang tinggal di Sidoarjo, Sabtu besok.

Atas keputusan mendadak tersebut, Kepala Pasar Gotong Royong Arifbillah meminta kendaraan, yang telah disiapkan, kembali ke garasinya. Hal tersebut disampakan pria yang biasa disapa Arif, Kamis (9/1/2019) siang, saat menemui sejumlah warga yang tinggal dan tidur di lantai satu pasar Gotong Royong.

Disebutkan, pemulangan batal karena Sanem (60) yang rencananya diantar ke tempat tinggalnya di Waru, Sidoarjo menolak diantar. Perempuan yang tinggal 3 bulan dengan putrinya yang sudah berkeluarga ini, akan dijemput anaknya.

“Katanya mau dijemput anaknya. Jadi pulang sendiri. Kan rencananya kami antar,” ujarnya.

Atas gagalnya pemulangan tersebut, Arif tidak mempermasalahkan, asal pulang Sabtu sesuai janjinya. Jika tidak, maka pihaknya akan memulangkan paksa dengan diantar.

Sedang untuk Yani (24) putri Sanem yang memiliki bayi berumur 5 hari, menolak hengkang dari pasar. Ia akan pulang bersama suaminya, saat anaknya sudah besar.

Arif juga memberi toleransi kepada Yani dan Samsul (24) suaminya. Namun, jika nantinya Pasutri tersebut pada saatnya menolak keluar dari pasar, maka Arif akan berkoordinasi dengan OPD terkait.

“Kalau sudah mokong, ya bukan wewenang saya. Saya akan berkoordinasi dengan Dinas Satpol PP dan Dinsos,” tambahnya.

Mantan Seklur Triwung Kidul ini juga mengingatkan ke 9 anak jalanan dan pengamen yang bermukim, untuk tidak tinggal di pasar. Sedang bagi mereka yang hanya tidur dan tidak tinggal atau bermukim di pasar, tidak masalah.

“Perintah pak Wali kota, kami diminta mengembalikan fungsi pasar. Kalau hanya tidur atau istirahat, itu bukan kewajiban kami. Nggak ada yang bisa melarang orang tidur di sini,” tegasnya.

Tempat asal mereka, kata Arif, dari berbagai daerah di Jawa Timur, mulai dari Ngawi, Sidoarjo, Kabupaten dan Kota Probolinggo serta beberapa daerah lainnya, empat orang bermukim atau tinggal di los lantai 1 yang tidak ditempati pedagang. Sedang yang lima remaja, hanya tidur dan berkunjung ke Samsul.

“Mereka kan temannya Samsul. Dan tidak tinggal di sini. Hanya istirahat,” pungkasnya.

Sementara itu Samsul salah satu Anjal asal jalan Merpati, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota setempat bersikukuh, tidak akan meninggalkan pasar. Selain sejak kecil sudah tinggal di pasar, dirinya menunggu anaknya besar.

“Nggak, saya tidak mau pindah dari sini. Menunggu anak saya besar. Kemarin tanggal 4 Januari lahir,” ujarnya.

Suami dari Yani ini menolak hengkang, karena sudah puluhan tahun tinggal di pasar, sedang keluarganya di jalan Merpati sudah tidak menghiraukan dirinya. Jika memang harus hengkang, bapak satu anak yang berjualan es tebu ini meminta tempat yang layak untuk tempat tinggal.

“Kami sudah tidak punya apa-apa. Tolong kami bantu. Kalau kami dibantu tempat tinggal, kami mau tidak tinggal di sini,” pintanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas