Hadir di RDP, Petugas Pemungut Pajak di Kota Probolinggo Curhat ke Anggota Dewan
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Tak hanya pejabat saja yang mendapat kesempatan berbicara di Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi II DPRD Kota Probolinggo, Kamis (9/1/2020) pukul 09.00 WIB. Petugas pemungut pajak dan restribusi yang dihadirkan, juga diberi kesempatan melontarkan unek-uneknya.
Tentu saja, kesempatan tersebut tak disia-siakan mereka yang setiap harinya berhadapan dengan pedagang. Ada yang wadul dan curhat soal pasar, masalah uang lembur dan hari libur, bahkan ada yang memuji dan menyanjung kepala pasar. Tak ketinggalan, ada petugas yang terpaksa membangun kamar mandi (toilet) biaya sendiri di pasar.
Seperti yang dilontarkan salah seorang perwakilan Pasar Baru, Gunawi. Selain wadul soal talang pasar bocor hingga pasar menjadi becek, ia juga curhat tentang Pasar Baru yang tidak memiliki toilet. Menurutnya, dua toilet yang ada, dibongkar akibat ada proyek revitalisasi pasar. “Saya tidak enak. Setiap hari ditanya toilet,” ujarnya.
Gunawi mengaku, beberapa kali mengusulkan agar pasar membangun toilet, namun permintaannya tak digubris. Merasa tidak nyaman dan membayangkan jika pedagang atau pembeli buang air besar tidak ada toilet, ia kemudian memanfaatkan tempat di dalam pasar.
“Saya membuat toilet itu dengan biaya sendiri,” katanya.
Gunawi juga meminta, setiap tahun ada reward kepada seluruh petugas pasar. Misalnya, wisata atau outbond setiap tahun. Mengungat, ia dan rekan-rekannya stres lantaran kerja terus selama satu tahun tidak ada libur, meski tanggal kalender hari itu merah.
“Kami pingin refresing seperti pegawai lain. Kami liburnya satu hari setiap tahun. Saat lebaran saja,” tandasnya.
Selain itu, Gunawi mempertanyakan uang lembur yang tidak sama di setiap pasar, Disebutkan, uang lembur di Pasar Wonoasih Rp 300 ribu, Pasar Gotong Royong Rp 350 ribu. Sedang uang lembur Pasar Baru, hanya Rp 175 ribu tiap bulan.
“Kenapa kok tidak sama ya. kami hanya mendapat Rp 175 ribu. Padahal, di Pasar Baru ada yang kerja sebelum subuh. Kalau biasa ya disamakan pak dewan,” tambahnya.
Sementara Fathur Rohman, petugas pemungut restribusi Pasar Wonoasih meminta, setiap minggu kerja bakti di pasar, seperti yang dilakukan kepala pasar sebelumnya, Ariefbillah. Hal senada juga disampaikan Bambang, perwakilan Pasar Gotong royong. Pihaknya sudah memperbaiki sarana dan prasarana. Termasuk membersihkan dan memperbaiki atap pasar.
Dalam kesempatan itu, Bambang meminta Ariefbillah kepala pasar yang baru, inten turun ke lapangan, seperti yang dilakukan pimpinan sebelumnya. Untuk memperkenalkan diri dan melihat kondisi pasar Gotong Royong sebenarnya.
“Kepala pasar sebelumnya, tiap hari berkunjung ke pedagang. Beliau setiap hari salaman dengan pedagang,” katanya diikuti ger peserta RDP.
Mendapat wadulan dan curhatan seperti itu, Ketua Komisi II akan menambah anggaran lembur yang awalnya Rp 150 juta menjadi Rp 300 juta. Termasuk anggaran untuk rekreasi. Ia juga meminta kepada kepala pasar, untuk menyamaratakan uang lembur.
“Kami akan dorong nanti anggarannya ditambah. Soal uang lembur, ya harusnya disamakan,” katanya singkat yang diiyakan oleh Anggota Komisi II yang lain.