Operasi Keperawanan di Inggris Banyak Dilirik Calon Pengantin Muslimah
LONDON, FaktualNews.co – Dokter-dokter di Inggris dilaporkan mendapatkan keuntungan ribuan poundsterling dari operasi ‘mengembalikan’ keperawanan wanita muda.
Dilansir Metro.co.uk, menurut The Sunday Times, operasi pemulihan keperawanan menjadi tren rahasia di Inggris yang dilakukan oleh perempuan calon pengantin muda dari keluarga tradisional untuk ‘membuktikan’ mereka ‘murni’.
Artikel itu mengklaim, di Inggris setidaknya ada 22 klinik swasta menawarkan yang ‘hymenoplasty’ – ‘perbaikan selaput dara’ – dan memungut biaya hingga 3.000 poundsterling untuk mengembalikan keperawan yang hanya butuh waktu satu jam.
Perempuan muslim dilaporkan paling banyak menjalani operasi rahahsia itu untuk membuktikan kepada calon suami bahwa mereka masih perawan. Mereka memiliki keyakinan seks di luar nikah itu dilarang.
Operasi ini mengembalikan lapisan kulit di vagina yang robek selama hubungan intim untuk menipu pasangan bahwa selaput dara mereka belum rusak.
Siswi Arab Saudi berusia 18 tahun yang tinggal di London, dilaporkan menghabiskan 1.500 poundsterling untuk menjalani operasi menjelang pernikahan yang diatur dengan seorang pria yang lebih tua.
Dia menjelaskan bahwa calon ibu mertuanya mengharapkan untuk melihat darah di seprai, dia berkata: “Saya punya pacar rahasia dan kami bahagia. Tetapi saya tahu orang tua saya tidak akan pernah membiarkan saya menikah dengan pacar saya.”
Khawatir akan serangan ‘brutal’ dari saudara lelakinya jika keluarga itu mendapati dia sudah tidak perawan, dia dioperasi dan mengatakan dia ‘lega’ ketika dia akan berdarah pada malam pernikahannya.
Klinik swasta yang melakukan operasi, yang legal di Inggris, tidak mengumpulkan statistik tentang berapa banyak orang yang memiliki prosedur, tetapi sekitar 9.000 atau lebih orang diyakini telah mencarinya di Google tahun lalu.
Direktur klinik London MAS Gynecology, Mohammad Masood, mengatakan, permintaan meningkat empat kali lipat dari enam tahun sebelumnya.
Masood menjelaskan, pasiennya yang hampir mayoritas beragama Islam, cenderung menemukan kliniknya secara online.
“Beberapa gadis mengalami situasi di mana jika mereka tidak berdarah, akan ada stigma dan kebingunngan dengan mempertahankan pernikahan mereka,“ katanya.
“Kebahagiaan mereka bergantung pada keperawanan mereka dan tidak membawa nama buruk bagi keluarga,” tambahnya.
Pendiri Badan Amal Freedom, Aneeta Prem, mengatakan kepada Sunday Times, perempuan sering takut dianggap sebagai ‘barang bekas’.
“Ini adalah praktik yang mengerikan, tapi saya mengerti mengapa perempuan merasa di bawah banyak tekanan. Terkadang konsekuensinya terlalu berat,” kata Aneeta Prem.