FaktualNews.co

RSUD Jombang Dukung Pasien CTEV melalui Komunitas CTEV Kakiku Cantik

Advertorial     Dibaca : 2566 kali Penulis:
RSUD Jombang Dukung Pasien CTEV melalui Komunitas CTEV Kakiku Cantik
FaktualNews.co/Doc RSUD Jombang
Dokter Yvonne Sarah Katini Bintaryo Sp.OT dan Dokter Juniarita Eva Santy Sp.OT foto bersama anggota Komunitas Kakiku Cantik RSUD Jombang

JOMBANG, FaktualNews.co – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang Jawa Timur bertekad memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pasien.

Salah satu pelayanan tersebut adalah memberikan dukungan kepada pasien kaki pengkor atau istilah medisnya congenital talipes caudo equino varus (CTEV), kondisi kaki bengkok sejak lahir, melalui pembentukan komunitas CTEV.

Komunitas CTEV yang dimiliki RSUD Jombang menjadi satu-satunya di wilayah Jombang yang menjadi wadah bagi pasien dengan masalah bentuk kaki bengkok dan kaki O, seperti diungkapkan oleh Dokter Fery.

“RSUD Jombang memiliki komunitas yang tidak dimiliki oleh rumah sakit lain di wilayah Jombang yaitu Komunitas CTEV. Kami menyebutnya Komunitas CTEV Kakiku Cantik,” terang Dokter Fery Dewanto selaku Kasubag Humas RSUD Jombang kepada FaktualNews.co saat ditemui di ruangannya pada hari Selasa (14/01/2020) siang.

 

Dokter Yvonne Sarah Katini Bintaryo Sp.OT dan Juniarita Eva Santy Sp.OT foto bersama anggota Komunitas CTEV Kakiku Cantik RSUD Jombang

Anggota Komunitas CTEV Kakiku Cantik RSUD Jombang berjumlah 60 orang dan 17 diantaranya masih aktif datang seminggu sekali untuk melakukan pemasangan serial gips. Mereka berkumpul setiap hari Selasa untuk melakukan terapi, konseling dan monitoring asupan gizi ditemani oleh Dokter Orthopedi, perawat dan terapis ahli.

Terbentuknya Komunitas CTEV Kakiku Cantik RSUD Jombang tak lepas dari dukungan Dokter Yvonne Sarah Katini Bintaryo Sp.OT sebagai Kepala Kelompok Staf Medis Orthopedi RSUD Jombang.

Saat ditanya mengenai harapan dari terbentuknya Komunitas CTEV Kakiku Cantik, Dokter Orthopedi wanita pertama di Indonesia ini ingin memberikan dukungan pada orang tua pasien agar lebih bersemangat.

“Pengobatan CTEV memerlukan kesabaran, ketelatenan terutama dari pihak keluarga. Harapan kita dengan adanya komunitas ini para orang tua tidak merasa sendiri dan menjadi lebih bersemangat, karena kondisi psikis orang tua amat menentukan keberhasilan dari terapi. Di komunitas ini mereka juga bisa menambah pertemanan, saling sharing, membantu dan berbagi ilmu serta pengalaman masing-masing,” ungkap Dokter Yvonne.

 

Dokter Yvonne Sarah Katini Bintaryo Sp.OT dan Dokter Juniarita Eva Santy Sp.OT foto bersama anggota Komunitas CTEV Kakiku Cantik RSUD Jombang

Komunitas CTEV Kakiku Cantik di RSUD Jombang telah terbentuk sejak tahun 2015 dan telah menangani 60 kasus. Prevalensi kelainan pada bentuk kaki bengkok terjadi dengan persentase satu hingga dua dari 1.000 kelahiran dan lebih banyak dialami pada bayi laki-laki.

Dokter Juniarita Eva Santy Sp.OT selaku Dokter Orthopedi RSUD Jombang saat dikonfirmasi FaktualNews.co mengatakan, kasus kaki pengkor yang lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki masih belum bisa diterangkan namun terdapat hipotesis yang membahas hal tersebut.

“Belum bisa diterangkan atau still unclear mengapa kasus CTEV lebih banyak terjadi pada laki-laki. Hanya saja ada hipotesis yang menerangkan, pada wanita dibutuhkan lebih banyak keterlibatan gen untuk terjadinya CTEV dibandingkan laki-laki atau yang dikenal dengan istilah carter effect,” tulis Dokter Eva saat dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat.

 

Dokter Juniarita Eva Santy Sp.OT foto bersama anggota Komunitas CTEV Kakiku Cantik RSUD Jombang

Lebih lanjut, Dokter Eva menjelaskan salah satu penyebab terjadinya kelainan CTEV adalah arrested fetal development atau gangguan terhentinya pertumbuhan pada bayi dalam kandungan.

Oleh karena itu, asupan gizi pada ibu hamil sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Infeksi seperti rubella dan ibu perokok saat hamil juga bisa mengakibatkan terjadinya kaki bengkok pada anak.

Penanganan pada bayi yang mengalami CTEV dilakukan serial gips dengan periode waktu yang berbeda-beda tergantung dari usia dan tingkat keparahan. Pada kasus yang ringan dengan pemasangan serial gips sedini mungkin umumnya diperlukan waktu enam minggu.

 

Dokter Juniarita Eva Santy Sp.OT saat sedang melakukan pemasangan serial gips pada pasien CTEV

Dalam kasus tertentu, kaki bengkok yang telah normal setelah mengikuti terapi dan pemasangan serial gips masih memiliki kemungkinan kambuh. Hal tersebut salah satunya sebabnya dikarenakan kurangnya pengawasan dari orang tua.

“Kekambuhan dari CTEV paling banyak disebabkan oleh ketidakpatuhan memakai sepatu atau brace setelah kaki terkoreksi. Karena itu pengawasan dan kontrol keluarga terutama orang tua sangat diperlukan paling tidak sampai anak usia 4 tahun,” terang Dokter Eva.

Kondisi kelainan CTEV pada bayi bisa diketahui sejak lahir dan peran orang tua sangat penting dalam melihat kejanggalan bentuk kaki.

“Orang tua harus curiga bila melihat klinis bentuk kaki yang bengkok atau terputar ke dalam. Bandingkan satu kaki dengan kaki lainnya bila masih belum yakin konfirmasikan ke tenaga medis baik bidan atau dokter yang menolong persalinan,” terang Dokter Eva.

 

Anggota Komunitas CTEV Kakiku Cantik RSUD Jombang saat melakukan terapi

Melalui pembentukan Komunitas CTEV Kakiku Cantik, RSUD Jombang berharap bisa menjadi wadah bagi pasien serta keluarga untuk menambah pertemanan, berbagi informasi seputar kaki bengkok dalam proses membenahi keluhan yang ada.

“Pemberian nama Komunitas CTEV Kakiku Cantik RSUD Jombang ini harapannya agar keluarga pasien lebih bersemangat untuk membenahi keluhan yang ada karena sebenarnya bila ditangani secara dini, kaki bengkok bisa normal kembali layaknya orang normal,” ujar Dokter Fery.

RSUD Jombang terus berinovasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Selain memiliki Komunitas CTEV, RSUD Jombang juga menghadirkan beragam program peningkatan pelayanan di antaranya Sipenomades (Sistem Pendaftaran Online Masuk Desa), Jogkatrok (Pojok Segar Gerakan Memungut Sampah dan Kawasan Tanpa Asap Rokok), Green Hospital dan dalam waktu dekat akan meluncurkan aplikasi aplikasi lain yang sifatnya meningkatkan pelayanan publik.

Semua program pelayanan RSUD Jombang tersebut bertujuan untuk menciptakan Hospital Smart yang memberikan berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi seluruh pasien.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Apriani Alva