FaktualNews.co

Banjir Intai Sugai Kromong Pacet Mojokerto, Ketua LPBINU: Perlu Early Warning Sistem

Keamanan     Dibaca : 1939 kali Penulis:
Banjir Intai Sugai Kromong Pacet Mojokerto, Ketua LPBINU: Perlu Early Warning Sistem
FaktualNews.co/Amanu
Nampak aktivitas pencari pasir di Sungai Kromong Pacet Mojokerto.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sungai Kromong Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, dianggap sebagai sungai rawan terjadinya bencana banjir. Menyusul, adanya aktifitas warga pencari pasir dan batu di aliran sugai Kromong.

Terlebih, di lokasi tersebut juga dimanfaatkan sebagai lokasi objek wisata keluarga dan rafting dan banyak warung di bantaran sungai. Kondisi ini, cukup membahayakan jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

Ini seperti dikatakan Ketua Lembaga Penaggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdatul Ulama (LPBI-NU) Kabupaten Mojokerto, Saiful Anam. Selain membahayakan terjadinya bencana banjir, katanya, kondisi Sungai Kromong juga rawan.

Terlebih, lanjutnya, BPBD Kabupaten Mojokerto telah menetapkan setatus siaga bencana hingga empat bulan ke depan, tepatnya pada 31 April 2020.

“Rawan di sini bermacam-macam, bisa rawan longsor dan juga banjir bandang sewaktu-waktu, seperti yang terjadi pada 27 Desember 2019 lalu, Air Bah berwana coklat dari hulu tiba-tiba datang tanpa aba-aba,” tuturnya, Sabtu (18/01/2020).

Akibat air bah tersebut, sebanyak 6 motor pengunjung hampir saja hanyut. Beruntung, petugas bersama relawan yang berjaga di lokasi, berhasil mengevakuasi keenam motor yang awalnya berada di pinggir sungai.

Anam menuturkan, agar tidak lagi terjadi banjir bandang besar kali Kromong, seperti pada awal Februari 2004 silam, yang meluluh lantakkan jembatan kali kromong dan memutus jalur Cangar – Pacet. Karenanya, dirinya mengimbau, agar para wisatawan maupun pemilik warung dan pengelola tetap berhati-hati dan waspada, terlebih saat turun hujan dengan intensitas tinggi.

“Untuk tindakan pencegahan dan kewaspadaan, kami berharap kepada pihak BPBD Kabupaten Mojokerto segera memberikan sosialisasi di area ini dan kepada pihak Dinas Pengairan. Besar harapan kegiatan penambangan batu di area ini menjadi perhatian penuh,” paparnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga berharap adanya penerapan sistem ESW (Early Warning Sistem) atau sistem peringatan dini jika terjadi bencana.

“Perlu adanya Early Warning Sistem di sini, karena lokasi ini sangat rawan di tambah tak ada jalur evakuasi jika nanti terjadi banjir,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas