Kesehatan

Gejala Infeksi Lambung dan Penanganannya

SURABAYA, FaktualNews.co – Gejala infeksi lambung bisa beragam dan sering kali tidak khas. Padahal, kondisi ini bisa berbahaya jika tidak terdeteksi dan diobati. Oleh karena itu, ketahuilah apa saja gejala infeksi lambung agar Anda dapat mengenalinya.

Infeksi lambung umumnya disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini cenderung menyerang dinding lambung hingga menimbulkan luka pada lambung dan usus kecil.

Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, infeksi lambung dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada lambung, seperti:

  • Tuka lambung (peptic ulcer).
  • Penyakit asam lambung (GERD).
  • Lubang di dinding lambung (perforasi lambung).
  • Peradangan pada lambung (gastritis).
  • Kanker lambung.

Agar infeksi lambung tidak menjadi semakin parah dan menimbulkan komplikasi tersebut, penting untuk mengenali apa saja gejala infeksi lambung dan cara mengobatinya dengan tepat.

Beragam Gejala Infeksi Lambung

Gejala infeksi lambung sering kali sulit terdeteksi karena hampir serupa dengan gejala penyakit lainnya. Pada kasus tertentu, infeksi lambung bahkan tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang menderita infeksi lambung.

Meski demikian, saat bakteri H.pylori menginfeksi lambung, biasanya akan muncul beberapa gejala infeksi lambung berikut ini:

  • Mual dan muntah.
  • Perut kembung.
  • Sering bersendawa.
  • Nafsu makan menurun.
  • Perut bagian atas atau ulu hati terasa nyeri, panas, atau perih.
  • Berat badan turun.
  • Napas berbau tidak nyaman.
  • Demam.

Apabila sudah parah, infeksi lambung dapat menyebabkan nyeri perut yang hebat, muntah darah, berat badan menurun drastis, dan BAB berwarna hitam.

Jika gejala yang muncul semakin berat atau muncul gejala yang parah, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter.

Langkah Diagnosis dan Pengbatan Infeksi Lambung

Untuk memastikan bahwa Anda menderita infeksi lambung, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan, antara lain:

Tes Darah dan Tinja

Pemeriksaan darah bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri H.pylori dan menilai apakah terdapat infeksi lain di dalam tubuh. Selain tes darah, pemeriksaan tinja juga bisa dilakukan untuk melihat apakah terdapat bakteri H.pylori di dalam lambung.

Urea breath atau uji nafas urea

Salah satu gejala infeksi lambung akibat bakteri H.pylori adalah adanya bau mulut yang khas. Bau mulut ini dihasilkan metabolisme bakteri H.pylori yang menghasilkan banyak zat urea di lambung. Penumpukan urea di lambung ini akan ikut dikeluarkan melalui napas, sehingga membuat napas berbau.

Oleh karena itu, pemeriksaan uji napas urea sering kali dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman penyebab infeksi lambung.

Endoskopi

Salah satu pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan untuk mendiagnosis infeksi lambung adalah endoskopi. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat melihat kondisi dinding lambung dan melihat apakah terdapat tanda-tanda peradangan, infeksi, atau luka pada lambung akibat infeksi.

Selain untuk memantau kondisi lambung, endoskopi juga dapat dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dinding lambung untuk biopsi lambung.

Setelah memastikan bahwa gejala infeksi lambung yang Anda alami disebabkan oleh bakteri H.pylori, dokter akan mengobati infeksi lambung dengan memberikan beberapa jenis obat-obatan, yaitu:

1, Proton-pump inhibitor (PPI)

Jenis obat ini disebut juga obat golongan penghambat pompa proton. Golongan obat ini berfungsi untuk mencegah produksi asam lambung.

Contoh obat-obatan golongan PPI yang dapat digunakan untuk mengobati kerusakan lambung akibat infeksi kuman H.pylori adalah esomeprazole, omeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole.

  1. H2-receptor antagonist atau H2RA

Obat jenis ini juga memiliki fungsi yang sama dengan obat golongan PPI, yaitu untuk mengurangi produksi asam lambung. Contoh obat-obatan yang termasuk dalam golongan obat ini adalah cimetidine, famotidine, dan ranitidine.

  1. Gastroprotektor

Jenis obat ini berfungsi untuk melapisi luka dan melindungi dinding lambung dari asam lambung yang meningkat akibat infeksi lambung. Beberapa jenis obat golongan gastroprotektor yang sering digunakan untuk mengobati gejala infeksi lambung adalah bismuth subsalicylate dan sukralfat.

4.Antibiotik

Untuk membasmi kuman penyebab infeksi lambung, dibutuhkan penggunaan obat antibiotik. Beberapa contoh obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi lambung termasuk amoksisilin, metronidazole, levofloxacin, tetracycline, atau clarithoromycin.

Penentuan jenis obat-obatan, dosis, serta lama pengobatannya akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Itulah sebabnya, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan diagnosis infeksi lambung agar penyakit ini dapat diobati dengan tepat.

Setelah kurang lebih 4 minggu setelah pengobatan, dokter akan menyarankan pasien untuk kembali menjalani serangkaian pemeriksaan melihat perkembangan kondisi pasien dan mengevaluasi apakah kuman penyebab infeksi lambung telah berhasil dibasmi.

Setelah diresepkan obat-obatan, Anda disarankan untuk mengonsumsi obat tersebut sesuai petunjuk dokter dan menghabiskannya. Jika tidak dikonsumsi dengan benar, bakteri di dalam tubuh dapat menjadi resisten terhadap antibiotic dan membuat infeksi lebih sulit diobati.

Untuk meringankan gejala infeksi lambung, Anda dianjurkan untuk tidak merokok, serta tidak mengonsumsi minuman beralkolhol, minuman berkafein, makanan pedas, dan obat herbal atau jamu tanpa rekomendasi dokter.