FaktualNews.co

Resep Asli Tiongkok, Kue Keranjang di Mojokerto Laris Manis Menjelang Imlek

Kuliner     Dibaca : 1588 kali Penulis:
Resep Asli Tiongkok, Kue Keranjang di Mojokerto Laris Manis Menjelang Imlek
Faktualnews.co/Fuad Amanullah
Atik Susiana Wati Elisa menunjukkan kue keranjang olahannya.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Tahun baru Cina memberikan berkah tersendiri bagi pembuat makanan khas Imlek, yakni Kue Keranjang namanya. Atik Susiana Wati Elisa (44), warga Puri, Kabupaten Mojokerto kelimpahan rezeki berkat mempertahankan tradisi keluarga membuat kue keranjang.

Resep kue khas Imlek bikinannya itu diperoleh kakek dan neneknya dari Tiongkok sekitar 60 tahun silam.

Dikunjungi di rumahnya di Jalan Jayanegara 2, Dusun/Desa Banjaragung, Kecamatan Puri, Elisa mengatakan membuat kue keranjang sudah menjadi tradisi keluarganya sejak kakek dan neneknya tiba di Mojokerto. Menurut dia, almarhum kakek dan neneknya itu asli keturunan Tiongkok.

“Jadi, resep kue keranjang ini dibawa kakek dan nenek saya dari Tiongkok,” katanya Sabtu (18/1/2020).

Ibu dua anak ini menuturkan, pada zaman ndulu, kue keranjang dicetak menggunakan keranjang dari anyaman bambu. Oleh sebab itu, kue berbahan dasar ketan dan gula pasir ini diberi nama kue keranjang.

Seiring berjalannya waktu, cetakan keranjang diganti dengan bahan aluminium. Karena cetakan dari anyaman bambu hanya bisa untuk sekali pakai. Cetakan dari alumunium juga digunakan Elisa sebagai generasi ketiga pembuat kue keranjang di keluarganya.

“Saya mulai membuat kue keranjang sekitar tahun 2011, saya warisi dari ibu saya Lin Siang Mei alias Lisa Melani,” ujarnya.

Bisnis kue keranjang yang ditekuni Elisa bersifat musiman. Karena permintaan kue berasa manis dan kenyal ini hanya ada pada perayaan Imlek.

“Kue ini biasanya dipakai salah satu perlengkapan sembahyang saat Imlek. Setelah itu dimakan bersama keluarga dan teman,” terangnya.

Meski perayaan Imlek jatuh 25 Januari nanti, istri Ronald Eduward (49) ini sudah mendapat pesanan 500 kue keranjang. Menurut dia, para pemesan yang datang sejak awal Januari merupakan pedagang kue di Kota Mojokerto. Kue-kue buatannya dijual kembali oleh pemesannya ke Surabaya dan Malang.

Kue keranjang buatan Elisa dijual seharga Rp 20.000 per biji. Dengan begitu, omzetnya saat ini mencapai Rp 10 juta. Tidak sampai sebulan, dia meraup untung sekitar Rp 2 juta.

Menurut Elsa, kue keranjang hasil tidak menggunakan bahan pengawet, namun bisa bertahan sampai dua bulan bahkan setahun kalau disimpan di kulkas.

Rasanya sendiri, tidak terlalu manis meski kue ini menggunakan campuran ketan dan gula pasir dengan perbandingan 1:1.

Cara membuatnya cukup tepung ketan dan gula diolah menjadi adonan menggunakan gula pasir yang disangrai. Agar adonan lebih encer, ditambah dengan air rebusan daun pandan. Setelah diaduk merata, adonan ini disaring menggunakan keranjang plastik agar benar-benar lembut.

Adonan yang sudah jadi selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan bulat dengan takaran 500 gram untuk setiap kue. Untuk memasaknya, ternyata membutuhkan perlakuan khusus. Elisa mengkus adonan kue keranjang di cetakan menggunakan kompor minyak tanah.

” Kalau masak di sarankan pakai kompor berbahan minyak tanah karena apinya lebih merata. Harus dikukus dengan api kecil selama dua jam,” jelasnya.

Kue keranjang yang telah matang tinggal dikemas dengan plastik. Setiap kue diberi label dengan Bahasa Mandarin.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh