FaktualNews.co

Hutan Mangrove Nguling, Penahan Rob dan Kawasan Wisata Gratis di Pasuruan

Wisata     Dibaca : 1731 kali Penulis:
Hutan Mangrove Nguling, Penahan Rob dan Kawasan Wisata Gratis di Pasuruan
FaktualNews.co/abdul
Daya tarik Wisata Hutan Mangrove di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, yang banyak dikunjungi wisatawan.

PASURUAN, FaktualNews.co-Sejak 33 tahun silam, jutaan pohon mangrove ditanam oleh Mukarim, pahlawan lingkungan asal Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

Sekitar 1.830.000 pohon mangrove, saat ini menjadi kawasan wisata pesisir Desa Penunggul, dikenal sebagai sabuk hijau (green belt) sepanjang 183 hektare.

Ditemui di sekitar hutan Mangrove, Minggu (19/1/2020) siang, Mukarim mengatakan, mangrove menjadi benteng pencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang air laut.

Meski air laut pasang hingga gelombang laut utara sangat tinggi, jutaan pohon mangrove mampu menahan dan menyelamatkan perkampungan dari abrasi.

“Saat ini pantai Desa Penunggul aman dari abrasi. Warga tak perlu takut dengan banjir rob. Karena hutan mangrove di sini sangat banyak dan fungsi hutan ini untuk melindungi wilayah pesisir dengan akarnya yang sangat efisien. Hal ini akan menjadikan pelindung dari pengikisan tanah akibat air,” ujarnya.

Sebagai kawasan wisata Mangrove, Mukarim dan pihak pengelola tidak membebankan tiket masuk. Hanya saja, setiap wisatawan yang datang diwajibkan menjaga kebersihan.

Yakni tidak membuang sampah sembarangan di sepanjang areal pantai. “Agar tak sepi, dekat pintu masuk ada warung kopi milik warga sekitar,” tandasnya.

Hingga kini, wisata mangrove dikunjungi setiap weekend alias Sabtu dan Minggu. Untuk hari-hari biasa, jumlah pengunjung yang datang tidak terlalu banyak.

Para wisatawan yang datang ke Hutan Mangrove akan dimanjakan dengan ratusan jenis tanaman bakau, seperti Rhyzapora Mucronata, Abisina Alba, Rhyzapora Apiculata dan Alasina Marina.

Ada juga 14 spesies hewan khas pantai yang bisa dilihat. Yakni bandeng, belanak, glodok, keong, tiram, kerang hijau, kadal, biawak, ular, burung kuntul putih, kepiting bakau, udang putih, rajungan, dan capung.

“Nelayan sekitar secara tidak langsung mendapat keuntungan dari hutan mangrove ini,” ucap Mukarim.

Selain itu, lanjut Mukarim, nelayan sekitar juga bisa menjual hasil tangkapan mereka kepada para pengunjung. Nelayan bisa memanfaatkan jalan geladak yang dibagun di area hutan mangrove,” ucap peraih penghargaan Kalpataru dan penghargaan Satya Lencana pembangunan dari Presiden ini.

Sementara itu, tokoh pemuda Kecamatan Nguling, Mulyono, mengapresiasi kerja keras Mukarim, yang menjaga kondisi alam pantai Desa Penunggul, yang dulu tak terawat hingga berubah saat ini menjadi wisata hutan mangrove.”Hampir setiap hari di sini banyak dikunjungi wisatawan. Apalagi di hari Sabtu dan Minggu,” kata dia.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah