FaktualNews.co

Pasokan Berkurang, Harga Cabai Rawit di Situbondo Tembus Rp 68 Ribu per Kilogram

Ekonomi     Dibaca : 1197 kali Penulis:
Pasokan Berkurang, Harga Cabai Rawit di Situbondo Tembus Rp 68 Ribu per Kilogram
FaktualNews.co/Fatur Bari
Situasi pasar di Kota Situbondo.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Memasuki musim hujan, harga cabai rawit mulai merangkak naik di sejumlah pasar di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Dalam sepekan terakhir ini, harga cabai rawit mencapai Rp 68 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang nasi di Kota Situbondo, Badriah mengatakan, sebelumnya harga cabai rawit sebesar Rp 62 kilogram. Hanya berselang dua hari, harga cabai rawit naik hingga mencapai Rp 68 ribu per kilogram.

“Padahal kemarin harga cabai rawit masih seharga Rp 62 ribu per kilogram, namun saat ini sudah naik lagi hingga mencapai Rp 68 ribu,” kata Badriah, Senin (20/1/2020).

Menurutnya , mahalnya harga cabai berdampak para pedagang nasi seperti dirinya, karena berdampak menurunnya keuntungan yang diperolehnya sebagai penjual cilok keliling. Dalam 1 kilogram cilok yang dibuatnya, keuntungannya berkurang hingga Rp 40 ribu dari biasanya, yakni Rp 50 ribu.

“Beruntung harga daging ayam hanya Rp 24 ribu per kilogram, sehingga tidak naiknya harga daging ayam itu bisa menutupi naiknya harga cabai,” katanya.

Sementara itu, Muhammad Saleh, salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Mimbaan mengatakan, mahalnya harga cabai dikarenakan minimnya pasokan cabai kepada ke sejumlah pedagang di Situbondo. Selain itu, juga akibat permintaan cabai dari luar daerah meningkat dibandingkan biasanya.

“Karena permintaan dari luar meningkat, sehingga saya susah untuk mendapatkan cabai, kadang hanya 20 kilogram, itupun harganya mahal,” kata Muhammad Saleh.

Menurutnya, selain harga cabai rawit naik, cabai merah besar juga mengalami kenaikan. Sebelumnya harga cabai merah sebesar Rp 40 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp 45 ribu. Ranti juga demikian, dari Rp 15 ribu per kilogram naik menjadi Rp 25 ribu. “Sementara untuk harga bahan pokok yang lain masih normal,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas