SITUBONDO, FaktualNews.co – Pasangan suami istri (Pasutri) bernama Supandi (50) dan Tin (48), warga Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, dituntut dan dipaksa keluar dari rumahnya, karena diduga mempunyai ilmu santet.
Ironisnya, sebelum pasutri ini diusir paksa, puluhan warga sekitar melempari rumahnya dengan batu, hingga mengakibatkan kaca depan rumah pecah. Selain itu, puluhan warga juga merusak pagar rumah milik Supandi.
Aksi pengerusakan rumah dan pagar milik Supandi itu, berawal dengan sakitnya Suraiyah (63), tetangganya. Sebab, sejak tiga bulan penyakit yang diderita perempuan paruh baya ini tak kunjung sembuh.
Saat ditanyakan kepada ‘orang pintar’, penyakit yang diderita Suraiyah itu akibat disantet Supandi. Selain itu, setiap malam Suraiyah mengaku selalu bermimpi didatangi Supandi. Atas dasar itulah, Suraiyah bersama warga mendatangi Supandi di rumahnya.
Sayangnya, saat rumahnya didatangi puluhan warga, Supandi bersembunyi. Mengetahui Supandi bersembunyi di dalam rumahnya, salah seorang warga melempar kaca depan rumah dengan batu. Selain itu, pagar rumah Supandi juga dirusak puluhan warga.
Mengetahui salah seorang warganya didatangi puluhan tetangganya, ketua RT setempat langsung mengamankan Supadi bersama istrinya ke kantor Desa setempat.
Begitu mengetahui Supandi dan istrinya diamankan di kantor desa, puluhan warga pun juga mengejarnya. Namun, hawatir Supandi akan dihakimi warga, Supandi dan istrinya pun diamankan ke Mapolsek setempat.
“Sebetulnya, puluhan warga yang datang ke rumah Supandi, tidak bermaksud merusak pagar dan rumahnya, melainkan ingin bertanya kepada Supandi. Sebab, setiap malam bibinya selalu bermimpi didatangi Supadi. Karena Supandi bersembunyi, membuat salah seorang warga melempar batu dan merusak pagar rumahnya,” ujar Badri, seorang keponakan Suraiyah, Jumat (24/1/2020).
Kapolsek Kendit, Iptu Suyatno membenarkan adanya pelemparan batu dan pengerusakan pagar rumah milik korban Supandi, yang dituduh mempunyai ilmu santet. Selain itu, puluhan warga juga mengusir agar Supandi tidak tinggal lagi di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo.
“Karena puluhan warga sepakat mengusir Supandi dari rumahnya, dan untuk menjaga kondusifitas Desa Bugeman, kami pun mengantarkan Supandi ke rumah kerabatnya di Kecamatan Ceremi, Kabupaten Bondowoso,” kata Iptu Suyatno.