FaktualNews.co

Sanggring, Perayaan Penyambutan Sunan Giri dan Wisuda Leluhur Desa Tlemang Lamongan

Sosial Budaya     Dibaca : 1118 kali Penulis:
Sanggring, Perayaan Penyambutan Sunan Giri dan Wisuda Leluhur Desa Tlemang Lamongan
Faktualnews.co/Ahmad Faisol
Kaum Pria warga Desa Tlemang memasak bersama di perayaan Sanggring tahun 2020.

LAMONGAN, FaktualNews.co – Sejak pagi buta puluhan pria Desa Tlemang Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan sibuk luar biasa. Mereka bahu membahu, saling membantu dalam rangka menyiapkan jamuan untuk perayaan Sanggring. Ya, hanya para pria. Perempuan tidak terlibat dalam peyiapan hidangan untuk disajikan kepada penduduk desa dan tamu-tamu dari desa sekitarnya.

Makanan, cara memasak dan sajian di acara Sanggring sangat khas. Sajian Sanggring berbahan utama ayam pemberian warga, diolah oleh 40 orang lelaki dan dimasak menggunakan tiga kenceng (wajan besar) dengan perapian dari kayu bakar.

Sajian istimewa, seistimewa bulan Jumadilawal, bulan kelima penanggalan Hijriah, saat di mana warga Desa Tlemang secara turun-temurun menggelar pesta untuk memperingati wisuda pengangkatan Ki Buyut Terik, sang leluhur, sebagai pimpinan di desa itu.

Budayawan asli Lamongan, Hidayat Eksan, dalam acara itu berkesempatan menceritakan sejarah singkat perayaan Sanggring. Dia memaparkan, Sanggring merupakan ritual mendak (peringatan setahun sekali, semacam ulang tahun atau haul) berhubungan dengan keberadaan tokoh sentral dalam sejarah Desa Tlemang, yakni Ki Buyut Terik.

Nama Ki Buyut Terik itu sendiri merupakan gelar yang diberikan oleh masyarakat karena kesaktiannya menumbuhkan batang pohon yang sudah kering.

Ki Buyut Terik pendiri Desa Tlemang bernama asli Raden Nurlali, adalah keluarga Raja Mataram. Sekitar tahun 1677 meninggalkan kerajaan Mataram karena merasa kecewa dan tidak senang, karena ada campur tangan Kolonial Belanda terhadap kerajaan Mataram.

Dalam pengembaraannya Ki Terik menuju ke Jawa Timur, mengabdi dan berguru pada Sunan Giri di Gresik. Setelah dipandang cakap dan cukup dalam menimba ilmu, Ki Terik diberi tugas oleh Sunan Giri untuk menyebarkan agama Islam di daerah Lamongan.

Karena keberhasilannya dalam menyebarkan agama Islam dan menumpas penjahat di daerah Lamongan, akhirnya Raden Nurlali diangkat menjadi pemimpin masyarakat Desa Tlemang. Untuk meresmikan pengangkatannya, secara formal diadakan upacara wisuda pada tanggal 27 bulan Jumadilawal. Pada acara ini dihadiri oleh Sunan Giri dan para tamu sahabat-sahabat Ki Terik.

Untuk menghormati para tamu yang hadir dalam wisudanya tersebut, Ki Terik mengerahkan warganya untuk menyajikan masakan sederhana dengan bumbu seadanya yang berasal dari daerah setempat, yang oleh masyarakat setempat disebut Sanggring.

Kegiatan wisuda inilah oleh masyarakat setempat diberi nama selamatan Sanggring dan dilestarikan hingga sekarang karena dipercaya dapat menjadi obat segala penyakit. Adapun maksud dan tujuan dari masyarakat Desa Tlemang beserta para pemimpinnya, adalah agar selalu mendapat rahmat dan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Kepala Desa Tlemang, Aris Pramono, kata Sanggring secara turun-temurun difahami warga berasal dari ungkapan bahasa jawa; Sangkaling Wong Gering (Obat orang sakit).

Makanan yang disajikan dalam acara tahunan itu, menurut Aris, dimasak oleh 40 orang laki-laki dan diolah dengan menggunakan tiga buah kenceng (wajan besar) peninggalan leluhur.

“Harus dimasak laki-laki, karena Nyanggring (merayakan Sanggring) ini juga menjadi salah satu ritual penyucian, orang laki-laki kan nggak punya hadas (haid),” terangnya, Sabtu (25/1/2020).

Uniknya, bahan masakan untuk acara itu diperoleh dari hasil pemberian warga setempat. Setiap keluarga memberi ayam beserta bumbu lengkap, sekaligus kayu bakar untuk memasak. “Terserah yang memberi, ayam jantan atau betina terserah. Kalau dulu harus berwarna hitam, kalau sekarang tidak lagi,” jelasnya.

Setelah matang, makanan tak cuma disajikan kepada penduduk setempat, warga dari luar Desa Tlemang juga berduyun-duyun datang. Mereka ingin mencicipi Sanggring yang hanya boleh dibuat oleh kaum pria itu.

“Makanan di perayaan Sanggring ini dipercaya bisa sebagai obat,” beber Aris.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh