FaktualNews.co

Tak Kunjung Punya Momongan, Bisa Jadi Alergi Sperma Penyebabnya

Kesehatan     Dibaca : 1130 kali Penulis:
Tak Kunjung Punya Momongan, Bisa Jadi Alergi Sperma Penyebabnya
Faktualnews.co/Istimewa
Ilustrasi.

SURABAYA, FaktualNews.co – Perempuan bisa jadi mengalami, atau mendapat informasi tentang, organ kewanitaan merasa gatal atau sensasi panas seperti terbakar, setiap kali habis bercinta dengan suami. Tentu saja hal itu membuat tidak nyaman, atau bahkan membuat malas untuk bercinta lagi.

Di luar efek psikologis, gejala itu perlu diwaspadai. Ada kemungkinan perempuan yang mengalami gejala tersebut sedang mengidap alergi sperma.

 

Apa itu alergi sperma?

Alergi sperma atau alergi air mani, sebagaimana dilansir TheAsianparent Indonesia, dalam dunia medis disebut seminal plasma hypersensitivity (HSP). Kondisi ini merupakan reaksi alergi terhadap sejenis protein yang ada di dalam sperma, hingga menimbulkan reaksi alergi.

Sekitar 40,000 wanita di Amerika Serikat menderita alergi sperma. Namun hal ini termasuk kondisi yang langka. Kadang, kondisi ini juga disebut post-orgasmic illness syndrome atau penyakit yang datang pasca orgasme.

Reaksi alergi biasanya meliputi rasa gatal, terbakar, atau bengkak di vagina. Dalam kasus langka yang cukup parah, alerginya juga disertia dengan bentol-bentol atau bahkan sesak napas. Seringkali terjadi setelah penderita terpapar sperma, dan berlangsung seharian.

Perempuan yang memiliki kondisi ini memang tidak mandul, namun ia kesulitan punya anak karena tidak bisa berhubungan seks tanpa kondom.

Sebuah studi di Departemen Imunologi Rumah Sakit St Helier, Inggris, menemukan bahwa salah satu penyebab alergi adalah apa yang dimakan pria.

Mereka mengambil studi kasus terhadap wanita yang memiliki alergi kacang, pasangan wanita tersebut memakan kacang sebelum berhubungan seks dengannya. Dan si wanita itu mengalami reaksi gatal, vagina bengkak dan sesak napas pasca berhubungan. Kondisinya membaik setelah diberi obat anti alergi.

 

Gejala alergi sperma yang perlu diketahui

Bila Anda memiliki kondisi langka ini, biasanya reaksi alergi muncul dalam jangka waktu 30 menit-1 jam setelah bersentuhan dengan sperma. Reaksinya meliputi:

  • Vagina bengkak
  • Bagian kulit yang terkena sperma memerah karena radang
  • Gatal-gatal
  • Sakit
  • Sensasi terbakar

Reaksi alergi yang disebutkan di atas tidak hanya terjadi di area genital, bisa juga di tempat lain yang terkena sperma. Termasuk mulut atau bagian tubuh lainnya.

Bagi pria yang mengalami alergi terhadap spermanya sendiri, dia akan mengalami kondisi seperti flu, yakni kelelahan, mata terbakar, atau demam. Kondisi ini terjadi setelah dia mengalami ejakulasi. Meski kondisinya menghilang setelah beberapa hari, biasanya akan muncul lagi jika ia ejakulasi.

Alergi sperma memengaruhi kesuburan?

Seperti yang telah disebutkan di atas, alergi ini tidak secara langsung membuat seseorang menjadi mandul. Namun, penderitanya kesulitan melakukan seks tanpa kondom, sehingga menurunkan peluang untuk hamil. Solusinya, penderita bisa melakukan bayi tabung jika ingin punya anak.

Apabila Anda mencurigai diri Anda sendiri atau pasangan mengalami alergi langka ini, maka segeralah mengunjungi dokter untuk berkonsultasi. Tujuannya agar bisa diberikan pengobatan sesuati gejala yang timbul.

Cara mengatasi alergi sperma

David J. Resnick, MD, seorang direktur di Divisi Alergi pada New York Presbyterian Hospital mengatakan, alergi sperma bisa disembuhkan dengan berhubungan seks secara rutin. Namun sebelumnya, penderita alergi harus menjalani terapi desensitisasi.

Terapi ini dilakukan dengan dua cara, pertama dengan suntikan anti alergi yang mengandung sperma pasangan dalam dosis kecil. Yang kedua dengan teknik intravaginal seminal graded challenge (ISGC), teknik ini membutuhkan waktu beberapa jam untuk dilakukan.

Dalam teknik ISGC, wanita yang menderita alergi sperma akan disuntikkan sperma pasangan ke dalam vaginanya setiap 20 menit sekali. Jumlah sperma yang disuntikkan akan semakin bertambah setiap 20 menit.

Baik suntikan anti alergi maupun ISGC memerlukan kerjasama dari suami istri untuk melakukan seks secara rutin, sebanyak 2-3 kali seminggu.

“Seks rutin akan membuat pasien terpapar dengan faktor pemicu alergi, yakni sperma. Bila pasangan tidak melakukan seks secara rutin, perawatannya bisa gagal,” tutur Dr. Resnick.

Dr. Resnick juga menyarankan pada penderita alergi ini, untuk selalu membawa suntikan anti alergi seperti epinephrine kemanapun. Karena reaksi alergi yang mengancam nyawa bisa saja terjadi.

Kasus alergi terhadap sperma yang dilaporkan memang cenderung langka, namun bisa jadi banyak yang tidak tahu bahwa dirinya memiliki alergi ini.

Menurut Dr. Resnick, kebanyakan pasien alergi pada sperma berusia 20 tahun ke atas. Sebanyak 41% dari mereka mengalami reaksi alergi saat pertamakali berhubungan seks. Gejalanya bisa memburuk bila penderita tidak menjalani pengobatan yang sesuai dengan tipe alergi ini.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh
Sumber
TheAsianParent Indonesia