FaktualNews.co

Jumlah TKI Asal Kabupaten Pasuruan Meningkat, Terbanyak ke Hongkong

Peristiwa     Dibaca : 904 kali Penulis:
Jumlah TKI Asal Kabupaten Pasuruan Meningkat, Terbanyak ke Hongkong
FaktualNews.co/istimewa
Ilustrasi TKI

PASURUAN, FaktualNews.co-Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Pasuruan hingga tahun 2019 meningkat signifikan, dibandingkan pada tahun 2018 lalu.

Meningkatnya tenaga kerja ini lantaran banyak yang sukses di tempat mereka bekerja, setelah mereka mengadu nasib di beberapa negara.

Data dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pasuruan, hingga akhir 2019, jumlah TKI yang terdaftar mencapai 98 orang. Sedangkan pada 2018 lalu 77 orang.

Jumlah TKI tersebut tidak semuanya yang bekerja ke luar dari Kabupaten Pasuruan, terdata di Disnaker setempat.

“Data TKI yang mendapatkan pengajuan rekomendasi dari disnaker untuk ke P4TKI atau LP3TKI sebanyak 98 orang berasal dari Kabupaten Pasuruan dan berangkat lewat Surabaya,” tandas Kabid Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kabupaten Pasuruan Suhartana, Minggu (2/2/2020).

Menurut dia, jumlah TKI yang berangkat ke luar negeri meningkat dibandingkan tahun lalu, karena alasan beragam.

Selain karena populasi masyarakat yang terus meningkat, juga ada pengiriman TKI yang terdata sebagai tenaga formal atau pekerja konstruksi.

Selain pekerja legal yang terdata di Disnaker, di lapangan juga ada TKI ilegal yang berangkat sendiri ke luar negeri untuk bekerja.

“Biasanya mereka menggunakan alasan berlibur atau ikut saudara di luar negeri. TKI tak terdaftar ini akan terdeteksi jika kena kasus menyangkut ketenagakerjaan,” ucapnya.

Untuk, TKI legal tahun 2019 terdata ada 98 orang. Dari jumlah itu ada 22 TKI laki-laki dan 76 TKI perempuan. Jumlah ini meningkat.

Pada 2018 ada 77 TKI dan pada 2017 hanya 64 TKI. Mereka tersebar di lokasi kerja, sekitar 77 TKI di sektor informal, seperti housemaid atau care giver untuk merawat orang jompo.

Dari jumlah mereka, terbanyak berangkat ke Hongkong yakni 39 TKI. Disusul ke Taiwan 31 TKI, Malaysia 16 TKI, dan sisanya ke Singapore dan Brunei.

Meski lebih banyak TKI sektor informal, namun mereka sudah melakukan pelatihan 3-4 bulan atau 600 jam di Balai Latihan Kerja (BLK) TKI.

Dalam BLK ini, mereka tidak hanya diajarkan tentang keterampilan kerja, tapi juga budaya sampai bahasa di negara tujuan.

Sehingga dengan pelatihan yang diperoleh, tentunya mereka tak canggung saat bekerja di luar neger dengan sektor yang diinginkan sesuai dengan keinginan tiap TKI.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags