FaktualNews.co

Stok Logistik Dapur Umum Korban Banjir di Mojokerto Kian Menipis

Peristiwa     Dibaca : 857 kali Penulis:
Stok Logistik Dapur Umum Korban Banjir di Mojokerto Kian Menipis
faktualnews.co/amanu
Petugas Tagana mempersiapkan makanan untuk korban banjir di Desa Tempuran, Kabupaten Mojokerto.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Stok logistik di Dapur Umum (DU) yang didirikan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto untuk kebutuhan warga terdampak banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, menipis.

Koordinator Logistik Tagana Kabupaten Mojokerto Zainudin mengatakan, pihaknya hanya masak dua kali dalam sehari.

Yaitu dini hari agar nasi bungkus bisa dikirim ke para korban banjir sekitar pukul 07.00-08.00 WIB dan masak siang untuk dikirim sore.

Sekali masak, pihaknya menyiapkan 1.500 bungkus nasi. Berisi nasi putih, telur dadar, serta sambal goreng tempe dan tahu. Untuk membuat ribuan nasi bungkus, dibutuhkan 130 Kg beras. Namun siang ini, beras yang tersisa di dapur umum hanya 50 Kilogram.

“Ketersediaan beras menipis. Hanya tinggal 50 kilogram. Itu kurang kalau untuk masak malam nanti untuk dikirim besok pagi nasi bungkusnya,” ungkap Zainudin, Rabu (5/2/2020).

Terkait menipisnya persediaan beras, pihak Tagana sudah berkoordinasi dengan Badan Penaggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto guna segera mendapatkan penanganan.

Setiap hari DU menyiapkan 1.500 nasi bungkus untuk satu kali masak.

Sehingga untuk satu hari, DU menyiapkan 3 ribu nasi bungkus yang dibagikan kepada warga terdampak banjir di Desa Tempuran pagi dan sore hari beserta relawan yang bersiaga di lokasi banjir.

Selain itu, penanganan kesehatan para korban banjir di Desa Tempuran juga belum maksimal. Padahal terdapat dua posko kesehatan yang dibuat. Yaitu di Dusun Tempuran dan Bekucuk.

Seperti dikeluhkan keluarga Nuriyanto (64), warga Dusun Tempuran. Menurut dia, istrinya menderita gatal-gatal di bagian kaki karena terkena air banjir. Hingga siang ini istrinya belum mendapatkan bantuan pengobatan.

“Istri sakit gatal di kakinya. Belum dapat obat. Belum tanya posko kesehatan, juga tidak ada yang memberi tahu kalau ada posko kesehatan,” ungkapnya.

Selain itu, warga juga menilai pemerintah lamban menanggulangi banjir di Desa Tempuran. Padahal banjir di kampung ini juga terjadi sejak akhir tahun lalu.

Hingga hari ini, dua dusun di Desa Tempuran terendam banjir. Data BPBD Kabupaten Mojokerto hingga Rabu (05/02/2020), banjir akibat luberan Sungai Watudakon mengenangi 40 lebih rumah warga di Dusun Bekucuk dan Dusun Tempuran, Desa Tempuran, Sooko, Mojokerto.

Tak hanya rumah, banjir juga mengenangi hektaran sawah, serta fasilitas umum di Desa Tempuran. Seperti sekolah, balai desa hingga gereja.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags