Pertanian

Petambak Longmars Minta Pembatalan Permentan No. 1/2020

LAMONGAN, FaktualNews.co – Ribuan petambak di Kabupaten Lamongan berunjuk rasa menutut Presiden RI Joko Widodo membatalkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 1 Tahun 2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2020 pada Kamis (6/2/2020).

Ribuan petambak bergerak dari depan gedung Sport Center Lamongan menuju gedung DPRD Lamongan. Sesampai di sana, mereka menggelar orasi dan menyampaikan aspirasinya. Selain itu, massa aksi juga meminta ketua DPRD beserta anggota dewan lainnya ikut berjalan kaki menuju kantor Pemkab Lamongan, yang berjarak 100 meter.

Usai menemui para petambak, Ketua DPRD Lamongan, Abdul Ghofur bersama sejumlah anggota lainnya menuruti permintaan bergabung dalam longmars para petambak menuju Kantor Bupati Lamongan.

“Mereka minta ketegasan DPRD dan Bupati terkait pupuk dihadapan kami, budidaya perikanan berikanan mendapatkan pupuk bersubsidi,” kata Yusuf Fadeli saat berorasi.

Dalam longmars itu, selain meriakkan yel-yel protes, para petambak yang datang dari tujuh kecamatan itu juga membentangkan sejumlah spandauk dan poster dengan beragam tulisan. Di antaranya, “Negoro Rugi Goro-goro Korupsi Dudu Goro-goro Petani”, “Permentan 1/2020 Mateni Wong Tambakan”.

Di Kantor Bupati Lamongan aksi massa sempat memanas saat sepuluh perwakilan mereka yang ditemui Bupati Lamongan, Fadeli, tak kunjung selesai. Pertemuan mereka berlangsung hampir dua jam.

Usai pertemuan Bupati Lamongan, Fadeli, menemui massa dan menenangkan mereka. “Selaku bupati sangat mengerti aspirasi petani tambak, saya sudah koordinasikan pada 15 januari lalu, terkait derita saudara petaniku dan sekarang masih di proses,” kata Fadeli.

Lebih jauh, kata Faeli, pihaknya berupaya dengan mengirim surat langsung ke Presiden. “Rabu kemarin kami mengirim surat ke Bapak Presiden Indoneaia terkait subsidi pupuk, khususnya di Kabupaten Lamongan dan meminta segera diproses. Semoga bisa kembali seperti tahun kemarin,” terang Fadeli di depan massa.

Usai mendengar penjelasan dari Bupati, ribuan petani tambak membubarkan diri dan pulang dengan tertib.