Kesehatan

Dinkes Pemkab Sebut Stunting Balita di Pasuruan Menurun

PASURUAN, FaktualNews.co-Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Pasuruan, mencatat ada sekitar 16.222 anak dalam kondisi stunting (perawakan pendek).

Rasio yang dicatatkan mencapai 30,7 persen dari 121.000 balita yang ditimbang pada Agustus 2019. Dengan jumlah itu, dinyatakan ada penurunan.

Dari banyaknya jumlah bayi dan Balita yang ditimbang, Kepala Dinkes Kabupaten Pasuruan, Agung Basuki menegaskan kasus stunting telah dapat ditekan.

“Persentase kasus stunting pada tahun lalu menurun, dari 25 persen tercapai 22,5 persen dari jumlah bayi dan Balita yang ditimbang,” katanya, Jumat (7/2/2020).

Menurut Agung, jumlah tersebut, dikatakan oleh Agung jauh di bawah target nasional, yakni 28 persen.

“Mudah-mudahan tahun ini akan kita turunkan lagi sampai 21 persen atau 20 persen dari jumlah bayi dan Balita. Harus semangat untuk semua petugas, dan termasuk para orang tua,” ungkap Agung.

Pihaknya mengingatkan para orang tua yang punya bayi dan balita, untuk segera ditimbang ke Posyandu terdekat. Sehingga perkembangan balit bisa terpantau.

“Penimbangan bayi dan balita berupa pengukuran berat dan tinggi badan sangat penting. Utamanya agar anak tak menjadi perawakan pendek.

Dengan begitu, lanjut Agung, berat dan tinggi anak terus dipantau dari umur 0 hingga umur 5 tahun.

“Terpenting, pemantauan berat badan harus intens dilakukan, dan tidak harus di Posyandu. Bisa di Puskesmas atau di rumah-rumah warga yang mengadakan kegiatan penimbangan bayi dan Balita,” kata dia.

Dijelaskannya, dengan dilakukan pengukuran dan penimbangan secara berkelanjutan, maka tumbuhkembang dan emosional anak bisa diketahui.

Dengan rutin mengunjungi Posyandu, maka akan didapat data terkait anak balita soal perkembangannya.“Ini dilakukan tahu normal atau tidak. Kalau tidak, bisa stunting nanti,” ujar Agung.

Soal kesehatan bayi, tak terkecuali stunting, Agung mengimbau agar ibu-ibu yang sedang menyusui, dapat memberikan ASI kepada Balita-nya.

Karena, kata dia, ASI jauh lebih baik, dan lebih komplit kandungan gizinya, daripada susu apapun.“Cukup dari ASI ketika bayi umur 0-6 bulan,” katanya.

Kemudian lanjut Agung, juga harus diberikan gizi yang lain.”Tapi tetap ASI sampai 2 tahun. Orang tua harus memperhatikan sanitasi.

Seperti jambannya harus bersih, agar tidak diare dan cacingan. Bulan Februari sebagai Bulan Timbang, Dinkes Kabupaten Pasuruan akan memberikan vitamin A dan obat cacing gratis,” urai dia.

Menurut Agung, Vitamin A tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh.

“Kita beri obat cacing, untuk menurunkan angka prevalensi kecacingan pada anak melalui pemberian obat cacing terintegrasi. Ini juga harus menjadi perhatian para orang tua balita,” tandas Agung.

Ia menambahkan, terkaiat partisipasi masyarakat untuk menimbang Balita di Posyandu, terdapat peningkatan cukup signifikan selama ini.

Terlebih ketika kasus stunting menjadi pokok bahasan pada tahun 2019 lalu, jumlah orang tua yang memeriksakan kesehatan bayi dan balita semakin banyak.