Peristiwa

Sapi Mati Mendadak di Situbondo, Akibat Terjangkit Tympani

SITUBONDO, FaktualNews.co – Sebanyak sembilan ekor sapi yang mati mendadak milik warga Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, pada 3 Februari 2020 lalu, ternyata akibat terjangkit tympani.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewas (Disnak Keswan) Kabupaten Situbondo, Muhammad Hasanudin Riwansa usai menerima hasil laboratrium kesehatan Malang, Jawa Timur.

Muhammad Hasanudin Riwansa mengatakan, sejak awal datang ke lokasi dirinya yakin, sebanyak sembilan ekor sapi yang mati secara mendadak akibat terjangkit tympani.

“Sejak awal  saya  meyakini,  jika sapi yang mati mendadak itu bukan penyakit hewan menular, apalagi penyakit yang sedang ditakuti dunia yaitu anthrax,” ujar Muhammad  Hasanuddin Riwansa, Jumat (7/2/2020).

Pria  yang akrab dipanggil Udin menegaskan, hasil pengujian laboratorium kematian sapi terkait Rose Bengal Test (RBT) delapan sampel 100 persen  dinyatakan negatif. Pengujian anthrax dari delapan sampel 100 persen dinyatakan negatif.”Selain itu, pengujian toksin, plumbon dan sianida juga  hasilnya negatif,”bebernya.

Endoparasit dari delapan sampel yang diuji laboratorium, satu sampel positif terinfeksi cacing hati (faciola hepatica). Tujuh sampel lainnya dinyatakan negatif. Sementara untuk parasit darah dari delapan sampel, hasilnya semuanya negatif.

“Dari pengujian yang dilaksanakan laboratorium di Malang, tidak mengarah pada penyakit hewan menular strategis (PHMS),” tegas Udin

Untuk menghindari kematian sapi karena tympani, Udin meminta kepada para peternak agar memperhatikan cara menyajikan pakan terhadap ternaknya. Rumput muda sangat berbahay bagi hewan ternak, karena menyimpan banyak air.

“Penyediaan pakan harus diseimbangkan. Jeramian itu bagus untuk penyeimbang pakan. Kalau rumput muda harus diangin-anginkan terlebih dulu untuk mengurangi kandungan air,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa menghebohkan terjadi di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Itu menyusul ditemukannya sembilan ekor sapi yang mati mendadak, karena diduga mengalami tympani atau perut kembung.