Gerakan Tanam 1.000 Pohon di Gunung Arjuna Libatkan Masyarakat
PASURUAN, FaktualNews.co-Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Arjuna, mencapai 500 hektare September 2019 lalu.
Masyarakat peduli lingkungan ajak masyarakat lain untuk melakukan gerakan tanam pohon sebagai upaya konservasi di kawasan gunung yang kerap terbakar ini.
Bahkan terjadi gerakan tanam 1.000 pohon pada Minggu (9/2/2020) pagi.
Konservasi lingkungan pasca terjadinya kebakaran di kawasan gunung Arjuna ini, dimotori Yayasan Kaliandra Sejati Prigen dengan menggandeng beberapa pihak agar peduli lingkungan untuk mengembalikan fungsi hutan dan lahan.
Gerakan ini didukung Kapolres Pasuruan, AKBP Rofiq Ripto Himawan dan seluruh jajaran, Sampoerna untuk Indonesia dalam program Water Sustainibility, Tahura R Soerjo-DInas Kehutanan Provinsi Jatim dan juga Perum Perhutani KPH Pasuruan dan aktivis pecinta lingkungan di sekitar lereng Arjuna.
Gerakan ini, merupakan program untuk mengembalikan fungsi alam.“Program WaSP atau Water Sustainability Program, bertujuan untuk mengembalikan kondisi Daerah Aliran Sungai Gumandar dan menjaga keberlangsungan air bersihnya,” papar Sarifudin Lathif dari Yayasan Kaliandra Sejati, di berada lokasi.
Hadir, Aji Sumantoro, Manager Factory East – PT. HM Sampoerna Tbk beserta managemen, Ahmad Wahyudi, Kepala UPT. TahuraR Soerjo, Ida Jatiyana, ADM/Kepala Perum Perhutani KPH Pasuruan.
Para pemangku pondok pesantren, LMDH dan komunitas relawan peduli keberlangsungan air.
Kegiatan penanaman 1.000 pohon ini difokuskan di lokasi Blok Rangsang. Atau berada di kawasan Tahura R Soerjo. Program konservasi ini melibatkan sekitar 200 orang.
Yakni, dari unsur pemerintah daerah, TNI/POLRI, petugas Tahura R Soerjo dan Perum Perhutani dan pihak terkait lainnya.
Tak ketinggalan, dari kalangan karyawan Sampoerna dan SRC, masyarakat desa Dayurejo, Jatiarjo, Bulukandang, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. dan komunitas atau relawan Pecinta alam.
Untuk mencapai lokasi ini, para peserta harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer dari view Jendela Langit.
Untuk jenis pohon yang ditanam masih dalam rumoun pohon keluarga Beringin (Ficus). Pohon ini berfungsi sebagai konservasi hutan dan mata air.
Rinciannya, beringin sebanyak 500 bibit. Elo 200 bibit. Juga, Gondang 50 bibit, Bendo 150 bibit, Sapen 100 bibit dan 100 lainnya adalah bibit Kayu Manis.
Menurut Sarifudin, lokasi penanaman ini dipilih, karena merupakan salah satu titik mata air di sungai Gumandar yang akan diperbaiki kondisi Vegatasi dan ekosistemnya.
“Harapannya bisa mencegah longsor, banjir dan mengembalikan fungsi mata air mulai hulu sungai Gumandar,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengimbau agar semua pihak untuk ramah terhadap alam.“Beberapa bulan lalu, kita semua tahu ada kebakaran di gunung Ringgit, Arjuno dan sebagian di TNBTS.
Kita nunggui proses pemadamannya. Jangan sampai meluas. Kemudian kita evaluasi pasca kebakaran itu,” tegas Kapolres.
Dalam kegiatan ini juga dihadiri peraih Kalpataru asal Wonogiri Jateng, Mbah Sadiman (69), yang ikut memberikan inspirasi hijaukan hutan di Bukit Gendol Wonogiri.
Lebih dari 23 tahun, Sadiman menanam dan merawat pohon-pohon beringin. Tujuannya untuk hidupkan kembali mata air yang kering dan mencegah longsor pasca kebakaran.
Aksi nyata Mbah Sadiman ini telah diapresiasi oleh Presiden RI dengan raihan Kalpataru tahun 2016.
“Untuk menanam pohon itu kita harus sadar dan ikhlas. Sadar saja tidak cukup. Ikhlas saja juga tidak cukup. Keduanya harus diniati dengan tulus. Yakni sama-sama merawat alam,” urai Mbah Sadiman.