FaktualNews.co

Bupati Baddrut Tamam Kukuhkan Istrinya Sendiri sebagai Bunda PAUD Pamekasan

Birokrasi     Dibaca : 1028 kali Penulis:
Bupati Baddrut Tamam Kukuhkan Istrinya Sendiri sebagai Bunda PAUD Pamekasan
faktualnews.co/mulyadi
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam kukuhkan Nayla Hasanah sebagai Bunda PAUD Pamekasan

PAMEKASAN, FaktualNews.co– Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengkukuhkan Ibu Nayla Hasanah sebagai Bunda PAUD Pamekasan di Mandhepa Agung Ronggosukowati Pamekasan, Senin (10/2/2020).

Pengukuhan terhadap istrinya sendiri itu dilakukan karena Nayla dinilai memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pelaksanaan PAUD di Pamekasan. Pengukuhan berasamaan dengan Launching Senam Pamekasan Hebat versi anak anak.

Dalam pengarahannya Badrut Tamam meminta Bunda PAUD segera tancap gas bekerja profesional menjadikan PAUD di Pamekasan sebaga bagian dari model pendidikan yang membanggakan masyarakat dan memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya.

“Inspirasi yang menjadi ketauladanan dan dengan ketauladanan itu pulalah generasi berikutnya akan meniru beberapa hal baik yang pernah dilakukan dilakukan oleh generasi sekarang ini,” ujar mantan aktivis PMII ini.

Saat ini, di Pamekana ini ada 902 PAUD, dengan dibegitu ada ribuan orang pengelola PAUD dan juga ribuan siswa PAUD. Dengan demikian, pengelolaan pendidikan usia dini itu membutuhkan upaya yang serius kerja keras dan harus terencana.

“Tidak boleh main main dengan pelaksanaan pendidikan. Salah memberikan edukasi salah melahirkan generasi. Salah menciptakan atmosfir edukasi di PAUD akan menjadi persoalan diujungnya,” tegasnya.

Jika diwaktu PAUD, TK dan seterusnya tidak diajari tentang bagaimana memahami nilai nilai etika, lanjut Badrut Tamam, maka berikutnya anak akan sulit untuk belajar etika dan lainnya. Karena pondasi keilmuan, pondasi kultur, pondasi kebudayaan, saatnya yang tepat diajarkan mulai saat di PAUD.

“Dengan mengajarkan nilai etik akan melahirkan generasi yang sadar akan akar budayanya. Kalau kemudian tidak diajari etika atau local wisdom maka bisa saja anak akan tercerabut dari akar kesejarahannya,”

Baddrut menambahkan, Kalau kemudian generasi masa depan pondasi kulturnya hilang dia akan tercerabut dari akar sejarahnya dan menjadi tidak bangga dangan tumpah darahnya, dia akan meninggalkan dan tidak membangun apapun untuk daerah dimana dia lahir dan besar dan mengenyam pendidikan.

“Karenanya saya memohon, ajari anak anak kita local wisdom atau nilai kultur yang kita miliki,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags