FaktualNews.co

Teror Terhadap Akivis Lingkungan Lebak Jabung

Kapolres Mojokerto Beri Atensi Keselamatan Tiga Pejalan Kaki yang Mengadu ke Jokowi

Lingkungan Hidup     Dibaca : 1980 kali Penulis:
Kapolres Mojokerto Beri Atensi Keselamatan Tiga Pejalan Kaki yang Mengadu ke Jokowi
Faktualnews.co/Fuad Amanullah
Kapolres Mojokerto AKBP Feby Dapot Parlindungan Hutagalung.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Kapolres Mojokerto AKBP Feby Dapot Parlindungan Hutagalung menjamin keselamatan tiga warga Kecamatan Jatirejo, Mojokerto yang melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta untuk mengadu ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penambangan di Sungai Boro, Desa Lebak Jabung.

Mereka tiba di istana negara sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (6/2/2020). Saat ini ketiganya masih di Jakarta.

“Kita atensi untuk pengamanannya pada saat perjalanan kembali ke Mojokerto,” tegas Feby Dapot Parlindungan Hutagalung, Selasa (10/02/2020).

Feby memastikan pihaknya akan terus memantau perkembangan keamanan ketiganya selama melakukan aksinya. “Mohon diinfokan setiap perkembangannya, ya,” katanya kepada media saat diwawancarai.

Jaminan keamanan yang disampaikan Kapolres Mojokerto itu menyusul adanya pengakuan salah satu dari tiga pejalan kaki itu sebelum melakukan perjalanan ke Istana Negara di Jakakarta.

Dia menyebut mendapat teror sejak usai mengantar surat ke kantor Gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu. Surat yang dia kirim ke Gubernur itu berisi protes terhadap keberadaan perusahaan tambang di sekitar desanya di Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.

Tak hanya itu, salah satu pejalan kaki lainnya mengaku rumahnya didatangi sekelompok orang tak dikenal pada dini hari. Dua orang merangsek masuk, sementara puluhan lainnya berjaga di luar rumah.

Orang tak dikenal itu meminta agar diam dan tak mempermasalahkan keberadaan perusahaan tambang di wilayah tersebut.

Achmad Yani (45), salah satu dari tiga pejalan kaki itu, saat di konfirmasi melalui sambungan telpon mengakui adanya intimidasi yang diterimanya sebelum keberangkatannya menuju Istana Presiden pada Selasa 28 Januari 2020 lalu.

“Iya sempat ada yang mengancam saya. Intimidasinya sebelum ke Jakarta. Ada yang ke rumah ngomong kalau rata-rata pengusaha tambang punya senpi. Bahkan saya waktu itu diminta pergi oleh tetangga, karena ada salah satu Kepala Desa di Kabupaten Mojokerto, mencari saya, mondar-mandir dengan membawa senjata tajam di jalan,” terang Yani, Ketua Gabungan Komunitas Peduli Lingkungan (Gakopen).

Pengakuan Yani, dia juga sempat diminta sejumlah warga Desa Lebakjabung yang pro tambang galian C untuk menerima uang setoran hasil manual penambangan sebelum melakukan aksi jalan kaki menolak penambangan dan penjarahan batuan andesit di kawasan hutan petak 58 KRPH Jabung tersebut.

“Dua orang waktu itu menghampiri saya. Saya diminta menerima setoran dari hasil manualnya. Kalau saya tidak mau akan ada yang ke rumah dan saya akan dikeroyok. Jadinya orang rumah (keluarga) juga ketakutan, saya merasa terancam jangan sampai ada Salim Kancil kedua lagi,” ujarnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh