Pastikan Bebas Unsur Kimia, Dinkes Uji Air yang Disuplai ke Warga Kota Probolinggo
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Air bersih yang didrop atau disuplai ke 19.975 pelanggan PDAM Kota Probolinggo, bersih dan layak minum. Masyarakat tidak perlu khawatir menggunakan atau mengkonsumsi air yang diambil dari tiga mata air atau sumber tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, dr Nurul Hasanah Hidayati, Selasa (11/2/2020) pukul 09.00 WIB. Disebutkan, dari tiga sumber mata air yakni, sumber barat markas Ion Zipur X atau jalan Supriadi, Sumber Pacar, jalan Taman Bahagia, Kelurahan Tisnonegaran dan Sumber Umbul jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Curahgrinting, seluruhnya layak konsumsi.
Kesimpulan tersebut berdasarkan pengamatan secara fisik yang dilakukan terhadap tiga mata air tersebut. Meski aman untuk dipakai mencuci, masak, mandi dan minum, pihaknya masih akan meneliti lebih lanjut.
“Secara fisik atau fisika, sudah layak konsumsi. Tapi secara mikro atau kimia, masih kami teliti lebih lanjut. Butuh waktu sekitar 2 sampai 4 hari untuk mengetahui hasilnya,” jelasnya.
Untuk kebutuhan penelitian, pihaknya membawa sampel air dari ketiga sumber tersebut. Penelitian melalui laboraturium dibutuhkan untuk mengetahui apakah sampel air yang dibawanya mengandung kikoli atau tidak.
“Untuk mengetahui tercemar atau tidak, butuh waktu. Karena butuh pengolahan khusus atau pengeraman namanya. Tapi secara umum, airnya sudah bagus,” tambahnya.
Sedang pengamatan secara fisik atau fisika untuk mengetahui PH air, kekeruhan maupun endapan yang ada di air tersebut. Menurutnya, air di tiga sumber itu didroping ke warga, hanya untuk mengatasi kekurangan air. Akibat, pipa PDAM di Ronggojali, rusak.
“Yang layak minum kan air PDAM. Kan air ini untuk mengatasi krisi air di masyarakat. Secara umum tidak ada masalah jika diminum,” pungkasnya saat dimata air Sumber pacar.
Di lokasi yang sama, Farida warga sekitar mata air, terlihat tengah mengambil air di mata air Sumber pacar atau Sumber Kekok. Air yang diambil menggunakan botol air mineral berukuran besar itu, bukan untuk konsumsi. Tetapi akan dipakai untuk mencuci dan mandi.
“Untuk cuci dan mandi. Kalau untuk masak dan minum, membeli air dalam kemasan,” ungkapnya.
Tak hanya krisis air bersih, Farida mengambil air di sumber itu jika ada waktu senggang, sekaligus waktu mandi dan mencuci di sana. Kesehariannya, ia menggunakan air PDAM, namun saat mampet, untuk kebutuhan dlain konsumsi mengambil di sumber yang tak jauh dari rumahnya.
“Kan PDAM Mampet. Untuk cuci dan mandi, kami ambil di sini,” pungkasnya.