FaktualNews.co

Akibat Curah Hujan Tinggi, Lahan Padi di Sumenep Terendam Banjir

Peristiwa     Dibaca : 942 kali Penulis:
Akibat Curah Hujan Tinggi, Lahan Padi di Sumenep Terendam Banjir
FaktualNews.co/Supanjie/
Tim Dispertahortbun Sumenep, saat melakukan monitoring di lahan padi di Desa Nambakor, Saronggi, yang tergenang banjir.

SUMENEP, FaktualNews.co – Intensitas curah hujan yang tinggi mulai Senin (17/2/2020) lalu hingga hari ini, menyebabkan lahan padi di Kecamatan Saronggi, terancam gagal panen karena terendam banjir.

“Wilayah Kecamatan Saronggi ini, ada dua desa yang tanaman padinya terendam banjir mulai kemarin. Yang besar yaitu Desa Moangan dan Nambakor,” terang Kasi Produksi Tanaman Pangan Dispertahortbun Sumenep, Bambang Eko Wicaksono, saat melakukan monitoring di lahan padi desa Nambakor. Selasa (18/2/2020) siang.

Usia tanaman padi di dua desa tersebut, kata Bambang, baru masuk sekitar satu bulanan masa tanam. Akibatnya petani terancam merugi karena fenomena alam tersebut.

“Usia tanam padi ini, sekitar 30 hari, petani teramcam merugi, cukup berpotensi gagal panen juga,” imbuhnya.

Banjir yang menggenangi lahan pertanian sekitar 27 hektar tersebut, salah satu penyebabnya karena tersumbatnya aliran air dari kali menuju laut.

“Air yang tidak bergerak di dua desa tersebut menyebabkan meningkatnya debit air yang tinggi kemudian masuk ke lahan pertanian,” sebutnya.

Pihak Dispertahortbun akan berupaya memberikan solusi untuk petani agar tidak terlalu merugi, yaitu berkoordinasi dengan instansi terkait.

“Ini tugas bersama, harus ada sinergitas untuk mengatasi fenomena tahunan ini, dengan memperbaiki drainase,” terang Bambang.

Sebagai solusi jangka panjang, pihaknya sedang merancang untuk menggalakkan biopori (sumur resapan), di luar area pertanian warga.

“Kita akan galakkan biopori nantinya, agar bisa menampung aliran air, sehingga bisa masuk ke dalam tanah,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Kepala UPTD Pelaksana Penyuluhan Dispertahortbun Kabupaten Sumenep, Jumianto, untuk wilayah pertanian yang rawan bencana banjir, dapat meminimalisir kerugian dengan mendaftar di Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) melalui kelompok tani masing masing.

“Kita, untuk petani ada asuransinya, namanya AUTP, dan bisa diganti oleh pihak asuransi,” terangnya.

Jasindu selaku pihak asuransi AUTP (Asuransi Usaha Tanaman Padi) dan AUTJ (Asuransi Usaha Tanaman Jagung) akan mengganti jika telah terdaftar melalui kelompok tani desa setempat.

“Kurang lebih 60 persen dana ganti dari pihak asuransi. Daerah yang setiap tahun langganan banjir seperti ini, biasanya sudah terdaftar dan pasti dicover,” tukas Jumianto.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin