FaktualNews.co

Banyak Berdiri Bangunan, Pemkot Probolinggo Dinilai Sulit Kembalikan Sungai Zaman Majapahit

Peristiwa     Dibaca : 1455 kali Penulis:
Banyak Berdiri Bangunan, Pemkot Probolinggo Dinilai Sulit Kembalikan Sungai Zaman Majapahit
FaktualNews.co/Mojo
Trowongan aliran sungai banger sisa Belanda di belakang toko Mahkota atau toko obat Sarinah, Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Pemkot Probolinggo dinilai akan kesulitan mengembalikan sungai atau kali Banger seperti aslinya. Mengingat, di kanan kirinya sudah berdiri pemukiman padat, bahkan ada bangunan yang berdiri di atas sungai. Seperti toko dan Pasar Baru, yang sulit direlokasi atau dipindah.

Penilaian itu disampaikan Syaiful Nurrahman, sekretaris Formalis (Forum Masyarakat peduli Sungai) Kota setempat, Kamis (19/2/2020) siang, usai menyusuri sungai tersebut. Dalam kesempatan itu, ia juga menyayangkan revitalisasi pasar yang tidak memperhatikan keberadaan kali banger. Sehingga, sungai yang membelah wilayah kota itu, tidak tampak.

Disebutkan, sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat di masa kerajaan Majapahit dan semasa penjajahan kolonial Belanda tersebut, kini tertutup U-Gatter cor. Di atasnya berdiri bangunan pasar baru yang direncanakan berlantai dua.

“Kalau seperti ini kondisi dan situasinya, sulit mengembalikan kali banger sebagai peradaban,” tandasnya.

Seandainya Pemkot berencana mengembalikan kali banger sebagai pusat peradaban, sejarah dan budaya, mestinya revitalisasi tidak seperti itu. Sungai tetap terbuka alias tidak tertutup dan Pasar Baru dipindah ke tempat lain. Termasuk toko atau rumah yang berdiri di atasnya.

“Sungai harus terbebas dari bangunan. Kalau seperti ini, ya kami menyayangkan. Keinginan itu pasti terkendala,” ujarnya.

Menurutnya, keinginan Pemkot kontradiksi. Di sisi lain, Pemkot meminta masyarakat untuk menjaga dan memelihara kebersihan sungai dengan tidak membuang semua kotoran ke dalam sungai. Dan kini, upaya itu sebagian sudah berhasil seperti di wilayah RW 14 Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan.

“Masyarakat bersama Formalis bahu \-membahu agar sungai bersih dan indah. Itu sudah berhasil,” katanya.

Tinggal beberapa wilayah, lanjut Syaiful, yang belum maksimal membenahi sungai, sehingga masih perlu keseriusan dan peran aktif warga setempat bersama Formalin. Meski banyak kendala, namun Syaiful berharap, keinginan untuk mengembalikan jati diri kali banger akan berhasil.

“Ya, yang ada saja yang dimaksimalkan. Bisa menjadi pariwisata baru,” imbuhnya.

Sungai yang masih belum tertutup oleh bangunan untuk terus untuk dijadikan destinasi wisata. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, tentunya dibutuhkan peran masyarakat dan Pemkot yang akan didukung oleh Formalis.

“Ini PR bagi Pemkot untuk mewujudkan keinginannya. Kami sebagai pecinta dan pemerhati sungai, mendukung upaya itu,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas