Sampah Plastik di Perairan Pasuruan Ditangani Serius
PASURUAN, FaktualNews.co – Sampah plastik di perairan lepas masih menjadi persoalan besar. Karena itu, upaya pengurangan sampah dari bahan plastik di perairan Kabupaten Pasuruan, Pemkab Pasuruan bekerja sama dengan Project STOP (Stop Ocean Plastics) dan PT Nestle Indonesia.
Kerja sama tersebut direalisasikan dalam penandatanganan nota kesepahaman salah satu perusahaan dengan Pemkab Pasuruan, Kamis (20/2/2020). Penandatanganan dilakukan Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf dan Direktur PT Systemiq Lestari Indonesia, Sabrina Mustopo.
Corporate Affair Director PT Nestle Indonesia, Debora, mengatakan, project STOP merupakan inisatif dari Borealis dan Systemiq, merupakan implementasi solusi untuk mencegah polusi plastik di Asia Tenggara. Project Stop tahun ini difokuskan di Kecamatan Lekok dan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
“Sudah setahun, proses perencanaan program STOP secara sistematis telah mengena di hati masyarakat.Tujuan jangka panjang Project STOP untuk menciptakan solusi dan model baru yang dapat diadopsi dengan cepat di seluruh mata rantai plastik. Dari penggunaan sampai daur ulang sampah,” urainya.
Sebagai hasilnya, katanya, masyarakat di Pasuruan menyambut positif dan mulai ada perubahan prilaku terhadap penyadaran pengelolaan sampah yang baik.
“Selain ada TPS 3R dengan kapasitas pengelolaan 25 ton perhari, juga ada pemberdayaan masyarakat lewat komunitas,” ucap Debora.
Project Stop juga memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pemilahan sampah serta penyiapan infrastruktur system pengelolaan sampah yang lebih efektif.
Ditambahkan Debora, Project Stop juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapat pendapatan tambahan kalau ditangani serius.
Sementara itu, Bupati Irsyad Yusuf mengatakan, soal penanganan sampah, Pemkab Pasuruan memiliki program SDSB alias Satu Desa Satu Bank Sampah.
“Program ini menjadikan kepala desa sebagai ujung tombak keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengurangan sampah plastik di lautan,” tandasnya.
Khusus di Lekok, Pemkab Pasuruan sudah menyiapkan lahan seluas dua hektar untuk pembangunan fasilitas TPS 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) di Desa Balunganyar.
Sedangkan sejak tahun 2017, Pemkab Pasuruan telah mendapat bantuan dari pusat DAK (Dana Alokasi Khusus) berupa satu unit TPS 3R di Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari.
Irsyad berharap, pengelolaan yang baik akan mengurangi resiko sampah plastik. “Perilaku dan mindset masyarakat dalam tata kelola sampah saat ini sudah berubah. Sampah sudah mempunyai nilai ekonomis dan menjadi sumber energy. Masyarakat sudah pintar ubah sampah jadi uang,”pungkasnya.